Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

Avatar photo

- Penulis

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

RAGAMAUTAMA.COM – Pada Februari 2025, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan sebesar US$3,12 miliar, meskipun jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar US$380 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini terutama dipicu oleh defisit besar pada sektor migas yang semakin menonjol.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, mengungkapkan bahwa meskipun surplus neraca perdagangan Indonesia tetap tercatat selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020, nilai surplus tersebut mengalami penurunan yang signifikan pada bulan kedua tahun ini. Hal ini menandakan adanya perubahan yang perlu diperhatikan dalam komposisi neraca perdagangan Indonesia.

Surplus tersebut lebih banyak didorong oleh komoditas non-migas, yang mencatatkan surplus sebesar US$4,84 miliar pada bulan tersebut. Beberapa komoditas yang berkontribusi pada surplus ini termasuk lemak dan minyak hewan/nabati, bahan bakar mineral (BBM), serta besi dan baja, yang menunjukkan kinerja ekspor yang cukup baik di sektor-sektor tersebut.

Baca Juga :  Dirut BRI Pamer Dividen di Depan Menkeu

Namun, di sisi lain, sektor migas mencatatkan defisit yang cukup tajam, yakni sebesar US$1,72 miliar. Defisit ini disebabkan oleh penurunan ekspor produk minyak dan minyak mentah, yang menjadi penyebab utama penurunan kinerja neraca perdagangan Indonesia pada bulan Februari 2025.

Meski demikian, Indonesia masih mencatatkan surplus perdagangan dengan beberapa negara mitra utama. Berdasarkan data BPS, negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), India, dan Filipina menjadi mitra perdagangan yang memberikan kontribusi surplus besar bagi Indonesia. Amerika Serikat mencatatkan surplus sebesar US$1,57 miliar, India sebesar US$1,7 miliar, dan Filipina mencapai US$750 juta.

Baca Juga :  Ekonom Ini Sebut Indonesia Masuk BRICS Bukan untuk Dedolarisasi, tapi Perluas Mitra Dagang

Surplus neraca perdagangan yang terus berlanjut ini menunjukkan bahwa meskipun terdapat tantangan pada sektor migas, sektor-sektor lainnya masih mampu memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Namun, ketergantungan terhadap komoditas migas yang cenderung berfluktuasi perlu menjadi perhatian untuk menjaga keseimbangan perekonomian Indonesia ke depan.

Berita Terkait

Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar
SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%
Komut Harum Energy Lawrence Barki Borong 6,23 Juta Saham HRUM
Harga Emas Antam Turun di Bawah Rp 1,7 Juta Per Gram, Waktunya Beli?
IHSG Anjlok Lagi, Sesi I Turun 2,24 Persen ke 6.458
Cara Beli Saham Nvidia dengan Aman dan Menguntungkan
Morgan Stanley Pangkas Peringkat Saham Indonesia Jadi Underweight, Ini Alasannya
Wall Street Kembali Menguat Usai Saham Nvidia, Apple, dan Tesla Naik

Berita Terkait

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Impor Indonesia Februari 2025 Meningkat 2,3%, Lampaui Proyeksi Pasar

Senin, 17 Maret 2025 - 12:17 WIB

Neraca Perdagangan Indonesia Februari 2025, Surplus Menurun Akibat Defisit Migas

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:33 WIB

SMBC Indonesia Catat Laba Rp2,8 Triliun di 2024, Jenius Tumbuh 16%

Kamis, 27 Februari 2025 - 13:15 WIB

Komut Harum Energy Lawrence Barki Borong 6,23 Juta Saham HRUM

Kamis, 27 Februari 2025 - 13:15 WIB

Harga Emas Antam Turun di Bawah Rp 1,7 Juta Per Gram, Waktunya Beli?

Berita Terbaru