RAGAMUTAMA.COM – Lomba ogoh-ogoh yang diadakan oleh Dinas Kebudayaan Badung pada Sabtu malam, 15 Maret 2025, di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung, menyebabkan kemacetan parah di beberapa ruas jalan sekitar.
Kemacetan tersebut disebabkan oleh membludaknya jumlah penonton yang hadir tanpa adanya rekayasa lalu lintas yang tepat. Wilayah seperti Sempidi, Darmasaba, Abianbase, dan Dalung menjadi titik kemacetan utama.
Menurut AA Ngurah Rai Yuda Darma, Kepala Dinas Perhubungan Badung, pihaknya tidak mengantisipasi adanya lonjakan penonton yang luar biasa besar pada acara ini. “Kami tidak memprediksi antusiasme masyarakat yang sangat tinggi, dan semua kantong parkir penuh, menyebabkan overload yang membuat kami kewalahan,” ujarnya saat dihubungi pada Minggu, 16 Maret 2025.
Dijelaskan oleh Kadishub Badung, bahwa penonton Festival Ogoh-ogoh memiliki karakteristik yang berbeda dengan penonton Hari Ulang Tahun Mangupura. Jika pada konser HUT Mangupura, penonton umumnya bersifat pribadi, maka pada Festival Ogoh-ogoh yang datang kebanyakan adalah kelompok sekaa teruna dan warga banjar setempat. Hal ini menjadikan jumlah penonton sulit untuk diprediksi.
“Untuk acara seperti ogoh-ogoh, penontonnya lebih banyak yang datang dalam kelompok, bukan individu. Sebagian besar berasal dari sekaa teruna dan warga banjar. Ini membuat perhitungan kami menjadi kurang tepat,” tambahnya. Ia juga menegaskan bahwa perlunya evaluasi pelaksanaan festival ini di masa depan, khususnya di Puspem Badung.
Menghadapi masalah ini, Dinas Perhubungan Badung telah melakukan antisipasi untuk menghindari kemacetan pada hari kedua perlombaan. Salah satu langkah yang diambil adalah menambah kapasitas kantong parkir untuk menampung lebih banyak kendaraan. Hal ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kemacetan yang serupa di hari berikutnya.
Sementara itu, I Gde Eka Sudarwitha, Kepala Dinas Kebudayaan Badung, hanya memberikan jawaban singkat ketika ditanya mengenai upaya panitia dalam mengatasi kemacetan yang terjadi. “Sudah pak, sudah dilakukan antisipasi,” jawabnya.
Selain masalah kemacetan, perjalanan ogoh-ogoh dari tujuh zona menuju Puspem Badung juga dihadapkan pada berbagai hambatan lainnya.
Kepadatan lalu lintas, kabel listrik melintang, dan dahan pepohonan yang menghalangi jalan membuat proses perjalanan menjadi lambat.
Bahkan, beberapa kelompok harus menempuh perjalanan hingga 12 jam untuk mencapai lokasi perlombaan, meningkatkan risiko kerusakan pada ogoh-ogoh yang dibawa.