Siapa Pemilik Coca-Cola? Ini Sejarah Panjangnya

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 1 Februari 2025 - 08:40 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM – Coca-Cola yang dikenal luas sebagai minuman berkarbonasi terpopuler di dunia, pada awalnya bukanlah sebuah minuman yang dimaksudkan untuk menyegarkan. Dilansir dari situs resminya, minuman ini ditemukan oleh Dr. John Stith Pemberton, seorang ahli farmasi asal Amerika Serikat, pada 1886 di Atlanta, Georgia.

Awalnya, Pemberton menciptakan campuran yang terdiri dari ekstrak daun koka dan kacang kola untuk dijadikan obat paten guna mengatasi sakit kepala. Namun, setelah adanya larangan alkohol di kota Atlanta, Pemberton mengembangkan formula ini menjadi minuman nonalkohol.

Akhirnya lahirlah minuman yang kini kita kenal dengan nama Coca-Cola. Minuman pertama kali disajikan di apotek Jacob’s Pharmacy pada 8 Mei 1886, dan sejak saat itu, Coca-Cola mulai berkembang pesat.

1. Kepemilikan Coca Cola dan ekspansi bisnis

Setelah penemuan Coca-Cola oleh Pemberton, perjalanan perusahaan ini semakin berkembang. Pada 1889, hak paten Coca-Cola dibeli oleh seorang pengusaha bernama Asa Candler. Candler mengakuisisi perusahaan dengan harga yang sangat murah, hanya sekitar 2,300 dolar setara dengan Rp37.495.557 juta dan kemudian ia melakukan sejumlah inovasi pemasaran yang memperkenalkan Coca-Cola ke seluruh dunia.

Candler juga memfokuskan perhatian pada distribusi dan penjualan minuman ini, mengubah Coca-Cola menjadi produk massal yang bisa ditemukan hampir di setiap kota besar. Sejak saat itu, Coca-Cola berkembang menjadi sebuah raksasa di industri minuman dengan berbagai akuisisi dan pengembangan produk baru.

Baca Juga :  20 Hewan dengan Usia Terpanjang, Ada yang Lebih dari Umur Manusia

2. Posisi Coca Cola di dunia bisnis

Coca-Cola telah lama menjadi merek perusahaan termahal di dunia. Menurut laporan Interbrand, pada tahun 2000, Coca-Cola menduduki posisi teratas dalam daftar merek termahal, dengan nilai merek yang mencapai miliaran dolar.

Namun, sejak 2013 posisi ini digeser oleh Apple, yang kini menjadi merek termahal dengan nilai yang jauh lebih besar. Meskipun demikian, Coca-Cola tetap menjadi salah satu merek dengan nilai tertinggi di dunia.

Pada 2020, Coca-Cola berada di posisi keenam dalam daftar merek termahal dengan nilai sekitar 56,89 dolar AS atau setara dengan Rp927,42 juta. Meski menghadapi persaingan ketat, Coca-Cola tetap menunjukkan eksistensinya di pasar global dan terus menjadi pilihan utama bagi jutaan konsumen di seluruh dunia.

3. Tantangan dan kontroversi yang dihadapi coca cola

Tidak bisa dimungkiri, Coca-Cola menghadapi berbagai tantangan dan kontroversi dalam perjalanan panjangnya. Salah satunya adalah terkait dengan isu kesehatan, mengingat Coca-Cola merupakan minuman dengan kandungan gula yang tinggi.

Meskipun perusahaan telah berusaha mengatasi masalah ini dengan meluncurkan varian minuman rendah gula seperti Diet Coke dan Coca-Cola Zero, tantangan dari masalah kesehatan tetap ada.

Baca Juga :  Daftar Wanita Paling Jahat dalam Sejarah, Kisah Kelam Mereka yang Menggetarkan Dunia

Selain itu, pada 2021, peristiwa kontroversial yang melibatkan pemain sepak bola Cristiano Ronaldo turut memengaruhi saham Coca-Cola. Ronaldo, dalam sebuah konferensi pers menjelang pertandingan antara Portugal dan Hongaria, menyingkirkan botol Coca-Cola dari meja dan mendorong para penggemar untuk memilih air putih.

Tindakan Ronaldo ini sempat membuat saham Coca-Cola turun 1,6 persen, yang menyusutkan kapitalisasi pasar mereka sekitar 4 miliar dolar atau setara dengan Rp57 triliun.

4. Coca Cola di Indonesia perjalanan sejarahnya

Coca-Cola pertama kali masuk ke Indonesia pada 1927. Coca-Cola pertama kali diimpor oleh seorang insinyur Belanda bernama De Koenig. Pada 1932, Coca-Cola mulai diproduksi secara lokal oleh De Water Nederlands Indische Mineral Fabriek di Batavia.

Produksi ini sempat terhenti pada 1942 karena Perang Dunia II. Namun pada 1946, produksi Coca-Cola kembali dilanjutkan oleh perusahaan Indonesia Bottler Limited (IBL).

Seiring berjalannya waktu, Coca-Cola terus mengembangkan operasi di Indonesia, termasuk mendirikan pabrik dan memperkenalkan berbagai produk baru seperti Sprite pada 1971 dan Fanta pada 1973. Seiring dengan perubahan zaman, Coca-Cola terus berinovasi dengan memproduksi berbagai varian minuman, dari soda hingga air mineral dan jus, dikutip dari coca-colacompany.com

Berita Terkait

AI Bikin Produktif atau Malah Kesepian? Ini Temuan Mengejutkan dari MIT dan OpenAI
Mengintip Rahasia Panjang Umur Maria Segunda Pérez, Wanita 104 Tahun Asal Argentina
Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Aturan Makan Hara Hachi Bu
Ramadan atau Ramadhan? Inilah Jawaban KBBI yang Sering Bikin Bingung!
Membaca Bukulah Agar Pikiran Tetap Terbuka
Mungkinkah Anjing Menjadi Jinak Tanpa Campur Tangan Manusia?
Manfaat Lari untuk Kesehatan Jantung dan Tubuh Secara Keseluruhan
Hari Radio Sedunia 13 Februari, UNESCO Usung Tema Radio dan Perubahan Iklim

Berita Terkait

Senin, 24 Maret 2025 - 13:22 WIB

AI Bikin Produktif atau Malah Kesepian? Ini Temuan Mengejutkan dari MIT dan OpenAI

Minggu, 23 Maret 2025 - 10:21 WIB

Mengintip Rahasia Panjang Umur Maria Segunda Pérez, Wanita 104 Tahun Asal Argentina

Kamis, 6 Maret 2025 - 11:58 WIB

Rahasia Panjang Umur Orang Jepang, Aturan Makan Hara Hachi Bu

Jumat, 28 Februari 2025 - 20:39 WIB

Ramadan atau Ramadhan? Inilah Jawaban KBBI yang Sering Bikin Bingung!

Rabu, 26 Februari 2025 - 08:07 WIB

Membaca Bukulah Agar Pikiran Tetap Terbuka

Berita Terbaru