RAGAMUTAMA.COM – PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) mencatat kinerja keuangan yang solid sepanjang 2024, dengan peningkatan laba bersih, ekspansi kredit, dan pertumbuhan aset yang signifikan.
Direktur Utama SMBC Indonesia, Henoch Munandar, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari komitmen bank dalam menyediakan solusi keuangan yang relevan bagi nasabah, serta strategi ekspansi yang agresif.
“Dengan pencapaian luar biasa tahun lalu sebagai landasan, kami akan terus berupaya memberikan solusi keuangan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan nasabah,” ujar Henoch.
Sebagai bagian dari strategi pertumbuhan, SMBC Indonesia membuka enam kantor cabang baru di kota besar, termasuk Surabaya, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Medan, dan Makassar. Langkah ini bertujuan untuk memperluas akses layanan perbankan dan menjangkau lebih banyak nasabah.
Pada Maret 2024, SMBC Indonesia menyelesaikan akuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF). Akuisisi ini memperkuat portofolio bisnis bank, terutama dalam segmen pembiayaan kendaraan, sekaligus menjadi pendorong utama peningkatan laba bersih tahun ini.
Secara keseluruhan, SMBC Indonesia mencatat pertumbuhan yang positif dalam berbagai aspek keuangan.
Total aset naik 20 persen menjadi Rp241,1 triliun, laba bersih setelah pajak meningkat 10 persen menjadi Rp2,8 triliun, dan penyaluran kredit tumbuh 15 persen menjadi Rp179,4 triliun.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh beberapa faktor utama, termasuk peningkatan joint finance sebesar 389 persen, pertumbuhan Jenius sebesar 51 persen, dan kenaikan kredit mikro sebesar 40 persen.
Di sisi lain, kredit untuk UKM tumbuh 8 persen, sementara kredit korporasi mengalami penurunan 6 persen akibat dinamika suku bunga dan persaingan yang semakin ketat di segmen ini.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 12 persen menjadi Rp121,3 triliun, didorong oleh kenaikan CASA (Current Account & Saving Account) sebesar 3 persen menjadi Rp45,6 triliun serta deposito yang melonjak 18 persen menjadi Rp75,7 triliun.
Pendapatan operasional SMBC Indonesia mengalami kenaikan sebesar 27 persen menjadi Rp17,4 triliun, didorong oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 26 persen menjadi Rp15,2 triliun dan pendapatan non-bunga yang meningkat 31 persen menjadi Rp2,2 triliun.
Margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) juga mengalami peningkatan dari 6,45 persen di 2023 menjadi 7,10 persen di 2024.
Namun, rasio kredit bermasalah (Gross NPL) meningkat menjadi 2,5 persen dari sebelumnya 1,36 persen akibat peningkatan portofolio kredit retail. Meskipun demikian, rasio kecukupan modal (CAR) tetap kuat di level 30,02 persen, menunjukkan stabilitas keuangan yang terjaga.
Sebagai bank yang menekankan transformasi digital, Jenius terus menjadi pilar utama pertumbuhan layanan perbankan digital SMBC Indonesia.
Jumlah pengguna Jenius meningkat 13 persen menjadi 5,9 juta. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius tumbuh 16 persen menjadi Rp29,5 triliun, sementara penyaluran kredit melalui Jenius naik 51 persen menjadi Rp3,3 triliun.
Beberapa produk digital unggulan Jenius yang berkontribusi pada pertumbuhan ini meliputi Flexi Cash, Digital Micro, Kartu Kredit Jenius, dan Jenius Paylater. Jenius terus mengembangkan teknologi AI dan analisis data untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan memberikan layanan keuangan yang lebih personal.
Dengan fundamental keuangan yang solid, SMBC Indonesia optimistis menghadapi tahun 2025. Fokus utama bank ke depan meliputi ekspansi kredit retail dan digital banking, peningkatan layanan untuk segmen UKM dan korporasi, transformasi digital melalui penguatan Jenius dan layanan fintech lainnya, serta komitmen pada keberlanjutan dan efisiensi operasional.
“Kami percaya bahwa strategi digitalisasi dan ekspansi kredit yang kami jalankan akan terus membawa pertumbuhan yang positif. SMBC Indonesia akan terus berinovasi untuk memberikan layanan perbankan yang lebih mudah diakses dan sesuai dengan kebutuhan nasabah,” tutup Henoch Munandar.
Dengan strategi yang terarah dan transformasi digital yang terus diperkuat, SMBC Indonesia siap menghadapi persaingan industri perbankan di 2025 dan terus memberikan nilai tambah bagi nasabah serta pemangku kepentingan.