JAKARTA, KOMPAS.com – Sejumlah bahan pokok mengalami kenaikan harga di awal Ramadhan 1446 Hijriah.
Cabai rawit merah melonjak drastis, harga beras naik 2-4 persen, sementara minyak goreng MinyaKita masih jauh di atas harga eceran tertinggi (HET).
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan pemerintah terus memantau distribusi bahan pokok selama Ramadhan agar harga tetap terkendali.
“Kami ingin memastikan masyarakat bisa menjalankan ibadah puasa dengan tenang, tanpa harus khawatir dengan harga pangan. Pasokan cukup, harga terkendali, dan distribusi kami pantau agar tidak ada yang bermain harga,” ujar Amran usai inspeksi di Pasar Kramat Jati dan Pasar Induk Cipinang, Jakarta Timur, Sabtu (1/3/2025).
Baca juga: Harga Cabai Meroket, Pasokan Terimbas Cuaca Buruk
Cuaca Buruk Sebabkan Harga Cabai Naik
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menyebut kenaikan harga cabai terjadi karena cuaca buruk yang mengganggu pasokan.
“Kondisi cabai sekarang ini memang ada kendala karena faktor hujan. Petani tidak bisa memanen, sehingga pasokan ke pasar tersendat,” kata Arief dalam keterangannya, Minggu (3/2/2025).
Berdasarkan informasi dari petani, pasokan cabai diperkirakan kembali normal pada minggu kedua atau ketiga bulan ini.
Di Pasar Tradisional Bersehati, Manado, harga cabai rawit mencapai Rp 120.000 per kilogram pada Minggu (2/3/2025), naik dari Rp 80.000 per kilogram sehari sebelumnya.
Di Pasar Johar, Semarang, lonjakan harga membuat pembeli beralih ke cabai busuk yang masih bisa diolah.
Baca juga: BSI Buka Layanan Weekend Banking di 670 Cabang Selama Ramadhan dan Idul Fitri
Data panel harga pangan Bapanas menunjukkan rata-rata harga cabai rawit merah secara nasional mencapai Rp 83.984 per kilogram per Minggu kemarin, naik dari Rp 82.499 per kilogram pada 27 Februari.
Konsumsi cabai rawit diperkirakan meningkat 13,52 persen selama Ramadhan, dengan proyeksi kebutuhan nasional mencapai 85,2 ribu ton.
Harga Beras Naik, Pedagang Disegel
Mentan Amran menyebut harga beras naik 2-4 persen secara rata-rata nasional. Ia meminta pedagang tidak menjual beras di atas HET karena stok melimpah.
“Kalau dulu ada alasan stok kurang, sekarang kami cek stoknya banyak, tetapi harga tetap naik 2-4 persen,” tutur Amran.
Ia mengakui ada distributor dan pedagang yang menaikkan harga beras karena momentum Ramadhan. Beberapa dari mereka telah disegel oleh pemerintah.
“Banyak yang mengambil kesempatan. Ini tidak boleh. Kalau masih membangkang, kami segel, kami tindak,” ujar Amran.
Ia mengklaim pemerintah, dibantu Polri, telah menyegel pengusaha beras nakal di Jakarta dan tengah memproses kasus serupa di Semarang, Jawa Tengah.
Baca juga: Polda NTT Temukan Pelanggaran di Pasar Kupang, Harga Minyakita Melebihi HET
Harga MinyaKita Masih di Atas HET
Harga minyak goreng MinyaKita secara nasional masih Rp 17.653 per liter per Minggu kemarin, jauh di atas HET Rp 15.700 per liter.
Pemerintah menambah pasokan MinyaKita dua kali lipat untuk menekan harga.
“MinyaKita ditargetkan penyaluran dua kali lipat dari biasanya. Harganya harus Rp 15.700 per liter. Sekarang rata-rata nasional masih di Rp 17.000-an. Kalau stok dibanjiri, harga akan turun,” kata Arief.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan juga menegaskan pemerintah akan memperbanyak pasokan di pasaran.
“Minyak goreng akan dibanjiri dua kali lipat dari sebelumnya,” ujar Zulhas dalam konferensi pers, Rabu (26/2/2025).
Selain itu, operasi pasar digelar sejak Senin (24/2/2025) hingga 29 Maret mendatang. Sejumlah komoditas dijual lebih murah dalam operasi pasar, termasuk MinyaKita yang dibanderol Rp 14.700 per liter, di bawah HET Rp 15.700.
Bapanas mencatat cadangan minyak goreng pemerintah (CMGP) per 26 Februari 2025 mencapai 99.000 kiloliter, sebagian besar berasal dari produsen minyak goreng. Sementara itu, total stok minyak goreng nasional pada Maret 2025 diperkirakan mencapai 815,4 kiloliter.