Jatuhnya Data Ekonomi AS Bawa Harga Emas ke Rekor Tertinggi

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 31 Januari 2025 - 21:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Harga emas (XAU/USD) mencatat rekor tertinggi baru di perdagangan pekan ini. Sentimen positif terhadap emas sebagai aset safe-haven kian meningkat setelah rilis data ekonomi dari Amerika Serikat (AS).

Estimasi awal Produk Domestik Bruto (PDB) AS oleh Biro Analisis Ekonomi AS (BEA) menunjukkan pertumbuhan sebesar 2,3% pada kuartal terakhir 2024. Angka ini lebih rendah dibandingkan ekspansi 3,1% pada kuartal sebelumnya serta di bawah ekspektasi pasar sebesar 2,6%.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha menjelaskan, perlambatan pertumbuhan ekonomi AS ini memicu kekhawatiran investor dan meningkatkan permintaan terhadap emas sebagai aset lindung nilai atau disebut safe haven asset.

Di sisi lain, kebijakan proteksionis Presiden AS Donald Trump kembali menjadi perhatian utama pasar. Ancaman pemberlakuan tarif 25% terhadap Meksiko dan Kanada, serta kemungkinan tarif 100% terhadap negara-negara BRICS jika mereka berupaya menggantikan dolar AS, meningkatkan ketidakpastian di pasar global.

Baca Juga: Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Ketidakpastian Tarif Picu Perburuan Aset Safe Haven

Andy menilai, ancaman tarif Trump tersebut berkontribusi terhadap naiknya harga emas dunia. Hal itu karena investor mencari aset yang lebih aman di tengah ketidakstabilan perdagangan internasional.

Baca Juga :  Kekayaan Raffi Ahmad Berdasarkan LHKPN Mencapai Rp 1 Triliun, Berupa Apa Saja?

Selain faktor ekonomi dan geopolitik, keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga juga memengaruhi pergerakan emas. Bank sentral AS tidak memberikan sinyal penurunan suku bunga dalam waktu dekat, dengan alasan perlunya data lebih lanjut terkait inflasi dan kondisi ketenagakerjaan sebelum membuat keputusan.

‘’Sikap hawkish The Fed memberikan dorongan moderat terhadap imbal hasil obligasi Treasury AS, yang pada gilirannya menahan kenaikan lebih lanjut pada harga emas,’’ ujar Andy dalam risetnya, Jumat (31/1).

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (31/1) pukul 20.40 WIB, harga emas spot berada di posisi US$ 2.807 per ons troi. Level ini merupakan yang tertinggi atau All Time High (ATH) bagi harga emas.

Berkilaunya harga emas global turut diikuti harga emas Antam ke level tertinggi. Mengutip situs Logam Mulia, harga emas hari ini Jumat (31/1) di Butik Emas Antam berada di Rp 1.620.000 per gram dengan harga pembelian kembali atau buyback emas Antam menjadi Rp 1.471.000 per gram.

Baca Juga :  Kasus Pagar Laut, Anak Perusahaan Aguan Mangkir Mangkir dari Pemeriksaan KKP

Baca Juga: Harga Logam Mulia Makin Berkilau di 2025, Ini Pendorongnya

Di lain sisi, faktor lain yang membatasi kenaikan emas adalah penguatan dolar AS. Mata uang AS berhasil mempertahankan kenaikan mingguan dari level terendah dalam lebih dari satu bulan telah menekan harga logam mulia.

‘’Sentimen positif di pasar ekuitas juga membatasi permintaan terhadap emas sebagai aset safe-haven,’’ sambung Andy.

Secara keseluruhan, Andy melihat, prospek emas hingga akhir minggu ini masih cenderung bullish, dengan potensi mencapai level US$2.825 per ons troi. Namun, investor perlu waspada terhadap kemungkinan koreksi, jika terjadi tekanan jual yang signifikan.

Dari analisis teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average menunjukkan bahwa momentum kenaikan harga emas masih kuat, dengan proyeksi harga XAU/USD berpotensi mencapai level US$2.825 sebelum akhir pekan. Namun, jika terjadi reversal, harga emas dapat terkoreksi hingga ke level US$2.725.

‘’Volatilitas harga emas diperkirakan akan tetap tinggi dalam waktu dekat seiring dengan berbagai faktor geopolitik dan ekonomi yang masih berkembang,’’ pungkasnya.

Berita Terkait

Harga Minyak Bersiap Mencatat Penurunan Mingguan, Imbas Ancaman Tarif Trump
Devisa Hasil Ekspor SDA 100 Persen Wajib Parkir di RI, Ini Usulan MPR
Muslim Terbesar, Indef Minta Potensi Pasar Keuangan Syariah Digali
Pasar Sekunder: Pengertian, Pelaku Pasar, dan Jenis Perdagangannya
Wall Street Naik Terdorong Kenaikan Saham Apple, Data Inflasi Sesuai Ekspektasi
Aset Kripto dan Saham AS Bertahan dari Tekanan Usai Fed Tahan Suku Bunga
Transaksi Kripto Indonesia Capai Rp 650,61 Triliun di 2024, Cek Faktor Pendorongnya
Cermati Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham EBT di tengah Beragam Sentimen

Berita Terkait

Sabtu, 1 Februari 2025 - 00:11 WIB

Harga Minyak Bersiap Mencatat Penurunan Mingguan, Imbas Ancaman Tarif Trump

Sabtu, 1 Februari 2025 - 00:11 WIB

Devisa Hasil Ekspor SDA 100 Persen Wajib Parkir di RI, Ini Usulan MPR

Jumat, 31 Januari 2025 - 23:06 WIB

Muslim Terbesar, Indef Minta Potensi Pasar Keuangan Syariah Digali

Jumat, 31 Januari 2025 - 22:37 WIB

Pasar Sekunder: Pengertian, Pelaku Pasar, dan Jenis Perdagangannya

Jumat, 31 Januari 2025 - 22:37 WIB

Wall Street Naik Terdorong Kenaikan Saham Apple, Data Inflasi Sesuai Ekspektasi

Berita Terbaru

entertainment

Yura Yunita Ajak Fansnya Berbahagia di Konser Bingah

Sabtu, 1 Feb 2025 - 00:46 WIB