Sosok HM Lukminto, Pendiri Sritex yang Kini Setop Operasi

- Penulis

Minggu, 2 Maret 2025 - 07:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, IDN Times – PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) atau Sritex resmi menutup operasionalnya pada Sabtu, 1 Maret 2025 setelah lebih dari setengah abad beroperasi.

Kondisi keuangan yang tak kunjung membaik dan status kepailitan membuat perusahaan yang pernah menjadi raksasa tekstil di ASEAN itu terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) lebih dari 10 ribu karyawan dalam dua bulan pertama tahun ini.

Merunut jauh ke awal, Sritex awalnya merupakan bisnis keluarga Lukminto, yang didirikan Muhammad Lukminto alias HM Lukminto pada 1982. Lukminto awalnya hanyalah seorang pedagang kain di Pasar Klewer, Solo, Jawa Tengah. Dia membangun pabrik tekstil pada 1968 dengan keuntungan dari hasil berdagang kain.

1. Terpaksa putus sekolah dan harus bekerja

Lukminto merupakan pria keturunan Tionghoa yang lahir pada 1 Juni 1946 di Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur. Dia harus melalui masa kelam karena insiden Gerakan 30 September alias G30S/PKI.

Pascakejadian kelam itu, pemerintah menerbitkan kebijakan di mana segala hal yang berhubungan dengan etnis Tionghoa dilarang. Hal itu berdampak pada kehidupan Lukminto, karena dia harus putus sekolah saat masih menduduki kursi kelas 2 SMA di SMA Chong Hua Chong Hui.

Dia pun melanjutkan hidupnya dengan bekerja, mengikuti sang kakak, Ie Ay Djing alias Emilia berdagang di Pasar Klewer. Kemudian, di usia ke-20, dia mulai berbisnis tekstil.

Baca Juga: Sritex Tutup per 1 Maret, 10 Ribuan Buruh Sudah Kena PHK

Baca Juga: Sritex Tutup per 1 Maret, 10 Ribuan Buruh Sudah Kena PHK

2. Melantai di Bursa Efek setelah 31 tahun berdiri

Baca Juga :  6 Ide Bisnis Jasa yang Minim Modal dan Kompetitor, Coba yuk!

Setelah berdagang di Pasar Klewer selama dua tahun, Lukminto mendirikan pabrik cetak pertama di Solo. Pabrik itu menghasikan kain putih dan berwarna. Dikutip dari laman resmi Sritex, pada 1978, Lukminto mendaftarkan perusahaannya menjadi perseroan terbatas (PT) ke Kementerian Perdagangan dengan nama PT Rejeki Isman atau Sritex.

Akhirnya, pada 1982, dia mendirikan pabrik tenun di Desa Jetis, Sukuharjo. Pabrik Sritex diresmikan Presiden Soeharto pada 3 Maret 1992. Bersama pabrik tekstil lainnya di wilayah Solo, Sritex diminta memproduksi seragam militer untuk Indonesia.

Dari tugas itu, nama Sritex makin dikenal. Bahkan, pada 1994, perusahaan diminta memproduksi seragam militer untuk NATO dan tentara Jerman.

Pada 2013, Sritex melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode saham SRIL. Setahun kemudian, Lukminto meninggal dunia di Singapura. Dia meninggalkan lima orang anak, Vonny Imelda, Iwan Setiawan, Lenny Imelda, Iwan Kurniawan, dan Margaret Imelda.

Setelah Sritex melantai di Bursa, kepemilikan saham mayoritas bukan lagi di tangan keluarga Lukminto.

Dikutip dari data BEI, pemilik mayoritas saham perusahaan saat ini adalah PT Huddleston Indonesia, dengan porsi saham mencapai 59,03 persen. Sementara publik mengantongi 39,89 persen saham, dan anak-anak H.M Lukminto masing-masing memiliki saham kurang dari 1 persen.

Adapun Iwan Kurniawan Lukminto saat ini menjabat Direktur Utama. Sedangkan kakaknya atau putra sulung H.M Lukminto, yakni Iwan Setiawan Lukminto sebagai komisaris Utama.

Pada 2020 lalu, Iwan Setiawan Lukminto masuk dalam daftar 50 orang terkaya versi Forbes. Dia berada di peringkat 49, dengan kekayaan mencapai 515 juta dolar AS.

Baca Juga :  Perkasa, Rupiah Spot Menguat 0,54% ke Rp 16.272 Per Dolar AS, Jumat (14/2) Siang

3. Kinerja Sritex menurun sejak pandemik COVID-19

Akibat pandemik COVID-19 dan dilanjutkan perang antara Rusia-Ukraina, kinerja Sritex menurun. Bahkan, baru-baru ini perusahaan harus melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) ribuan karyawan karena penurunan kinerja keuangan.

Penjualan perseroan pada tahun lalu tercatat turun drastis. Penjualan konsolidasi sepanjang 2023 sebesar 325 juta dolar AS, merosot 38 persen dibandingkan 2022. Namun rugi bersih menyusut menjadi 174,8 juta dolar AS pada tahun lalu dari tahun sebelumnya sebesar 395,6 juta dolar AS.

Pada Senin, (21/10/2024) , Pengadilan Niaga Semarang merilis putusan perkara dengan nomor 2/Pdt.Sus- Homologasi/2024/PN Niaga Semarang. Sritex dinyatakan pailit karena lalai dalam memenuhi kewajiban pembayarannya kepada pemohon berdasarkan Putusan Homologasi tertanggal 25 Januari 2022.

Status pailit tersebut diperkuat dengan putusan MA yang menolak permohonan kasasi Sritex pada 18 Desember 2024. Kemudian pada 26 Februari 2025, kurator melakukan PHK lebih dari 9.000 karyawan, sehingga total karyawan yang di-PHK selama Januari-Februari tahun ini mencapai 10.969 karyawan.

Adapun Wakil Menteri Tenaga Kerja (Wamenaker), Immanuel Ebenezer Gerungan mengonfirmasi Sritex menutup operasionalnya per 1 Maret 2025.

“Betul akan tutup 1 Maret 2025,” katanya saat dihubungi IDN Times, Jumat (28/2).

Baca Juga: Profil Sritex, Raksasa Tekstil di ASEAN yang Resmi Tutup Hari Ini

Baca Juga: Profil Sritex, Raksasa Tekstil di ASEAN yang Resmi Tutup Hari Ini

Berita Terkait

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)
Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)
Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!
IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270
Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level Rp 1.672.000 Per Gram Hari Ini, Senin (3/3)
Kalender Ekonomi Hari Ini (3 Maret 2025, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex
Investor Asing Tarik Dana dari Perbankan Besar, IHSG Terancam Melorot ke Level 6.000-an

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Berita Terbaru