TRIBUN-SULBAR.COM – Di tengah kebahagiaan umat Islam menyambut datangnya bulan Ramadan 1446 Hijriah atau Ramadan 2025, duka mendalam justru dirasakan para karyawan PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex).
Bagaimana tidak, tepat sehari sebelum Ramadan, sebanyak 8.475 karyawan Sritex kehilangan pekerjaannya pada Jumat (28/2/2025).
Raksasa tekstil ASEAN yang terletak di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah tersebut resmi ditutup per hari ini, Sabtu (1/3/2025).
Rekaman kesedihan para karyawan ramai di bagikan di media sosial dan sejumlah portal berita.
Seperti misalnya unggahan yang dibagikan akun Instagram @solokini, Jumat (28/2/2025).
Dalam video yang dibagikan, sejumlah karyawan berseragam Sritex mengucapkan perpisahan dengan rekan-rekannya di sebuah warung.
Baca juga: Diubah Prabowo, Kini Karyawan Kena PHK Dapat Jaminan Kehilangan Pekerjaan hingga 60 Persen
Mereka saling mencorat-coret seragam dengan tanda tangan bak kelulusan anak sekolah sebagai kenang-kenangan di hari terakhir mereka bekerja.
Dilansir Tribun-Sulbar.com dari TribunSolo.com, seorang karyawan Sritex bernama Karwi, mengatakan seragam yang telah dicoret rekan-rekannya akan menjadi kenang-kenangan.
“Ini sebagai apresiasi kami untuk saling mengingat. Jadi, begitu kami melihat tanda tangan ini kita mengingat kebersamaan kita selama di Sritex ini,” ucap Karwi, Jumat (28/2/2025).
Karwi mengaku begitu sedih karena kehilangan mata pencaharian yang sudah digeluti selama 17 tahun.
Namun, ia bersedia menerima kondisi ini dengan lapang dada.
Baca juga: 41 Satpam Pemprov Sulbar Dirumahkan, Kepala BKN Tegaskan Tak Ada Aturan Seperti Itu
Mirisnya lagi, istri Karwi ternyata juga terdampak PHK lantaran telah bekerja di perusahaan yang sama selama 10 tahun.
“Saya tulang punggung keluarga. Istri dan anak satu kebetulan istri juga bekerja di sini dan juga di PHK,” ujar Karwi.
Mau tak mau, ia harus berjuang lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga di bulan Ramadan.
Karwi pun memilih menyerahkan nasibnya pada yang Kuasa.
“Kalau rejeki ya saya harus percaya yang di atas pasti ada jalannya,” tandasnya.
Baca juga: Prabowo Klaim Hemat Rp 300 Triliun Berkat Efisiensi Anggaran, akan Dialokasikan ke Danantara
Berdampak pada ekonomi sekitar
Tak hanya karyawan, PHK massal akibat bangkrutnya PT Sritex, juga berdampak pada ekosistem usaha sekitar pabrik.
Seperti para pedagang kecil dan warung yang biasanya menjadi langganan para karyawan.
Belum lagi rumah kontrakan atau kos-kosan di lokasi sekitar yang harus kosong karena ditinggal pergi penghuninya.
Momen penuh tangis sempat berlangsung di sebuah warung, saat para karyawan Sritex berpamitan dengan para pedagang.
Beberapa karyawan terlihat memeluk penjual langganannya yang menangis histeris, diiringi air mata dari rekan-rekan yang menyaksikan.
“Kami bukan sekadar pelanggan dan pedagang, tapi sudah seperti keluarga. Rasanya berat meninggalkan mereka,” kata Karwi.
Seorang pedagang bernama Suparmi mengaku sangat terpukul dan sedih dengan perpisahan tersebut.
Selain karena rasa kehilangan, ia juga ikut kehilangan omzet karena selama ini menggantungkan hidup di sekitar pabrik tersebut.
“Setiap hari mereka beli di warung saya, ada yang sarapan, makan siang, atau sekadar beli kopi. Sekarang mereka harus pergi, saya sedih sekali,” ujar Suparmi, salah satu pemilik warung makan di depan pabrik Sritex, Jumat (28/2/2025).
Sebagai informasi, Sritex merupakan salah satu perusahaan tekstil dan garmen raksasa di Indonesia.
Perusahaan ini didirikan oleh H.M. Lukminto pada tahun 1966 dengan nama UD Sri Redjeki.
Selain memenuhi kebutuhan domestik, Sritex juga memiliki basis pelanggan internasional yang tersebar di lebih dari 100 negara, dengan pasar utama di Eropa, Amerika Serikat, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah.
Namun, Sritex akhirnya dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang pada 21 Oktober 2024, setelah mengalami masalah keuangan serius sejak tahun 2021.
Jumat (28/2/2025), menjadi hari terakhir berdirinya raksasa kain ASEAN yang akhirnya tumbang setelah berjaya puluhan tahun.
(Tribun-Sulbar.com/ Via)
Sebagian artikel ini diolah dari TribunSolo.com dengan judul Kisah Karwi, 17 Tahun Mengabdi di Sritex Sukoharjo, Ramadan Menganggur Pasca di-PHK Bareng Istri