RAGAMUTAMA.COM – Harga minyak dunia melemah pada Jumat (31/1). Berada di jalur penurunan mingguan seiring pasar menunggu keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait ancaman tarif terhadap Kanada dan Meksiko akhir pekan ini.
Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent untuk pengiriman Maret, yang akan berakhir pada Jumat ini, turun 17 sen menjadi US$ 76,70 per barel pada pukul 10.41 GMT.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) turun 11 sen ke level US$ 72,62 per barel.
Sepanjang pekan ini, Brent dan WTI diproyeksikan mengalami penurunan masing-masing 2,3% dan 2,8%.
Analis PVM, Tamas Varga, mengatakan bahwa kekhawatiran atas dampak ekonomi negatif dari tarif AS terhadap Kanada, Meksiko, dan China menekan harga minyak.
Selain itu, potensi penguatan dolar AS akibat kebijakan tarif juga menjadi faktor pemberat bagi pasar minyak.
Trump sebelumnya mengancam akan mengenakan tarif 25% mulai Sabtu terhadap ekspor Kanada dan Meksiko ke AS jika kedua negara tersebut tidak menghentikan pengiriman fentanyl melintasi perbatasan AS.
Kanada dan Meksiko merupakan dua eksportir minyak mentah terbesar ke AS. Namun, hingga kini belum jelas apakah minyak mentah termasuk dalam daftar barang yang dikenakan tarif.
Trump menyatakan akan segera memutuskan apakah akan mengecualikan impor minyak dari kedua negara tersebut.
Berdasarkan data Administrasi Informasi Energi AS (EIA), pada 2023, Kanada mengekspor 3,9 juta barel per hari (bpd) minyak mentah ke AS dari total 6,5 juta bpd impor AS, sementara Meksiko mengirimkan 733.000 bpd.
“Jika minyak Kanada dan Meksiko dikenakan tarif, pasar akan merespons dengan kenaikan harga,” ujar Varga.
Pasar juga menantikan pertemuan Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya (OPEC+) yang dijadwalkan pada 3 Februari.
Menteri Energi Kazakhstan mengatakan pada Rabu (29/1) bahwa OPEC+ akan membahas kebijakan energi Trump, termasuk potensi peningkatan produksi minyak AS, dan mengambil sikap bersama dalam pertemuan mendatang.
“OPEC kemungkinan akan memenuhi permintaan AS untuk meningkatkan produksi guna menghindari ketegangan dengan Trump. Mereka mungkin mengumumkan pengurangan pemangkasan produksi secara bertahap, jika tidak mulai April, kemungkinan pada paruh kedua tahun ini,” tambah Varga.