Kala Pemerintah dan Muhammadiyah Bersamaan Sambut Puasa Ramadhan 2025…

- Penulis

Sabtu, 1 Maret 2025 - 07:25 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah menetapkan awal Ramadhan 1446 Hijriyah atau 2025 jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025. Keputusan ini berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar sehari sebelumnya, Jumat (28/2/2025).

“Pada malam ini (Jumat), 1 Ramadhan 1446 Hijriyah ditetapkan besok, Sabtu, 1 Maret 2025,” ujar Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam jumpa pers di kantor Kementerian Agama (Kemenag), MH Thamrin, Jakarta Pusat, Jumat (28/2/2025).

Pelaksanaan sidang isbat melibatkan Tim Hisab dan Rukyat Kemenag, serta dihadiri para duta besar negara sahabat dan perwakilan organisasi masyarakat (ormas) Islam.

Selain itu, hadir pula Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ahli falak, hingga perwakilan ormas Islam.

Baca juga: Hasil Sidang Isbat, Awal Puasa 2025 Sabtu 1 Maret

Keputusan sidang isbat ini mengacu pada hasil pantauan atau rukyatul hilal yang digelar di 125 lokasi di seluruh Indonesia.

Berbeda dengan Malaysia dan Singapura

Nasaruddin lalu menjelaskan alasan penetapan Ramadhan 1446 Hijriah yang berbeda dengan negara-negara tetangga.

Diketahui, Malaysia, Singapura, hingga Brunei Darussalam menetapkan 1 Ramadhan 2025 jatuh pada Minggu, 2 Maret 2025.

“Ini kita agak berbeda dengan Brunei Darussalam, Singapura, dan Malaysia yang menyatakan bahwa puasa mereka itu mulai pada tanggal 2 (Maret 2025). Kenapa lebih awal? Karena perbedaan ketinggian hilal dan sudut elongasinya yang berbeda,” kata Nasaruddin.

Baca Juga :  Tahapan Pelunasan Biaya Haji Sudah Dibuka, Ini Besaran Bipih untuk Embarkasi Balikpapan

Baca juga: 1 Ramadhan 2025 Serentak, Wamenag Harap Berlanjut pada Penetapan Idul Fitri

Nasaruddin mengatakan, meski lokasi negara Malaysia, Brunei, dan Singapura berdekatan dengan Indonesia, tetapi secara garis sudut elongasi berbeda.

“Dan mereka belum menemukan hilal di sana,” ujar Nasaruddin.

Sementara di Indonesia, dia mengatakan, hilal ditemukan di Provinsi Aceh.

Dengan demikian, puasa Ramadhan 1446 Hijriah ditetapkan jatuh pada 1 Maret 2025.

“Jadi, kalau ada orang yang menyaksikan bulan lalu disumpah oleh pengadilan agama, maka itu berlaku untuk seluruh Indonesia,” katanya.

“Meskipun di sudut Aceh melihatnya dan disaksikan, tapi itu juga berlaku untuk seluruh, di ujung paling timur Indonesia, karena kita merupakan suatu wilayah tul hukum,” ujar Nasaruddin melanjutkan.

Baca juga: Kenapa Awal Puasa 2025 di Indonesia Lebih Dulu dari Singapura hingga Malaysia?

Pemerintah dan Muhammadiyah bersamaan

Dengan penetapan ini, pemerintah menyambut awal puasa 2025 sama dengan yang ditetapkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah.

Adapun pada 12 Februari 2025, PP Muhammadiyah menetapkan bahwa 1 Ramadhan 1446 Hijriyah jatuh pada 1 Maret 2025.

“Berdasarkan hasil hisab, maka Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan, 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025,” kata Sekretaris PP Muhammadiyah Sayuti dalam konferensi pers.

Selain itu, PP Muhammadiyah juga mengumumkan hari raya Lebaran Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah yang bertepatan pada Senin, 31 Maret 2025.

Baca Juga :  Selamat Datang Ramadan yang Penuh Berkah

Baca juga: PBNU: Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Beda Cara Muhammadiyah dan Pemerintah

Diketahui, Muhammadiyah dan pemerintah menggunakan metode berbeda dalam menentukan masuknya bulan Ramadhan.

Muhammadiyah menggunakan metode hisab, yaitu menentukan Ramadhan berdasarkan perhitungan matematis dan astronomis.

Hisab dapat diartikan dengan penghitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriah.

Ada beberapa rujukan atau kitab yang digunakan untuk metode hisab di Indonesia. Metode hisab juga ada yang menggunakan metode kontemporer.

Baca juga: Awal Puasa 2025, Pemerintah dan Muhammadiyah Bersamaan

Caranya menggunakan rumus-rumus yang ada pada kitab tersebut, seperti bagaimana cara untuk menghitung awal bulan dengan data astronomis yang ada.

Sementara itu, pemerintah menggunakan metode rukyat, yakni aktivitas pengamatan visibilitas hilal (bulan sabit) saat Matahari terbenam menjelang awal bulan di Kalender Hijriah.

Umumnya, metode Rukyat digunakan guna menentukan awal bulan Zulhijah, Ramadhan, dan Syawal.

Menurut metode ini, hilal dianggap memenuhi syarat apabila posisinya mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

Baca juga: PBNU Tetapkan Awal Puasa 2025 pada Sabtu 1 Maret, Sama dengan Pemerintah dan Muhammadiyah

Berita Terkait

Politikus PSI Soroti PHK Massal di Jakarta, Desak Pemprov Gelar Job Fair
Deklarasi Ormas Gerakan Rakyat: Apa Kata PKB, PDIP, NasDem, dan PKS?
Silakan Cek Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Bali Senin (3/3), Lengkap!
Dugaan Korupsi Pertamina, Modus Lama dengan Pemain Baru
Jumlah Pemungutan Suara Ulang Meningkat, DPR Desak KPU-Bawaslu Lebih Teliti
Debat Panas pada Pertemuan Zelensky dan Trump di Gedung Putih
Iftitah Sulaiman Klaim Tak Ada Pemaksaan dalam Transmigrasi Lokal Warga Rempang
24 Daerah Harus Gelar Pemungutan Suara Ulang Lengkap Batas Waktu Pelaksanaan,Ada Mahulu dan Kukar

Berita Terkait

Rabu, 12 Maret 2025 - 14:15 WIB

Politikus PSI Soroti PHK Massal di Jakarta, Desak Pemprov Gelar Job Fair

Senin, 3 Maret 2025 - 09:25 WIB

Deklarasi Ormas Gerakan Rakyat: Apa Kata PKB, PDIP, NasDem, dan PKS?

Senin, 3 Maret 2025 - 08:55 WIB

Silakan Cek Jadwal dan Lokasi Samsat Keliling di Bali Senin (3/3), Lengkap!

Senin, 3 Maret 2025 - 08:15 WIB

Dugaan Korupsi Pertamina, Modus Lama dengan Pemain Baru

Senin, 3 Maret 2025 - 07:35 WIB

Jumlah Pemungutan Suara Ulang Meningkat, DPR Desak KPU-Bawaslu Lebih Teliti

Berita Terbaru