JAKARTA, KOMPAS.com – Sejak awal tahun 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan.
Pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/2/2025), IHSG ditutup melemah 120,72 poin atau 1,83 persen pada level 6.485,44.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang mempengaruhi pergerakan dan penurunan IHSG selama periode ini.
Baca juga: Kala IHSG Melemah, Bank Big Cap Hadapi Likuiditas Ketat hingga Suku Bunga Tinggi
1. Kebijakan perdagangan Amerika Serikat
Kebijakan perdagangan yang diterapkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, seperti penerapan tarif impor terhadap China, Kanada, dan Meksiko, telah meningkatkan ketidakpastian ekonomi global.
Langkah ini memicu kekhawatiran akan perang dagang yang dapat berdampak negatif pada perekonomian global, termasuk Indonesia.
2. Arus keluar modal asing
Pengetatan likuiditas global dan kebijakan moneter di negara maju menyebabkan investor asing menarik dananya dari pasar saham Indonesia.
Aksi jual oleh investor asing ini berkontribusi pada penurunan IHSG.
Baca juga: IHSG Melorot ke Level 6.400-an, Rupiah Melemah
3. Ketidakpastian ekonomi domestik
Kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, terutama setelah pembentukan Danantara, menimbulkan kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.
Pengurangan belanja pemerintah dapat berdampak pada sektor-sektor yang bergantung pada pengeluaran negara, seperti infrastruktur dan konsumsi domestik.
4. Fluktuasi nilai tukar rupiah
Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS meningkatkan kekhawatiran investor terhadap stabilitas ekonomi Indonesia.
Pelemahan rupiah dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, terutama yang memiliki utang dalam mata uang asing, sehingga menekan harga saham dan IHSG secara keseluruhan.
Baca juga: IHSG Awal Sesi Lesu, Rupiah Melemah
5. Sentimen negatif dari pasar global
Ketidakpastian ekonomi global, termasuk potensi perlambatan pertumbuhan ekonomi di China akibat kebijakan proteksionisme AS, turut mempengaruhi sentimen investor di pasar saham Indonesia.
China merupakan mitra dagang utama Indonesia, sehingga perlambatan ekonomi di negara tersebut dapat berdampak pada ekspor Indonesia dan kinerja perusahaan domestik.
Secara keseluruhan, kombinasi faktor eksternal dan internal berkontribusi terhadap penurunan IHSG sejak awal tahun 2025.
Investor disarankan untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik serta mempertimbangkan diversifikasi portofolio guna memitigasi risiko yang ada.