RAGAMUTAMA.COM – Perang Rusia-Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022, ketika Rusia melancarkan serangan udara, darat, dan laut yang menghancurkan terhadap Ukraina, sebuah negara demokratis dengan populasi sekitar 44 juta orang.
Meskipun selama berbulan-bulan Presiden Rusia Vladimir Putin, menyangkal akan melakukan serangan, pada akhirnya dia membatalkan kesepakatan damai dan mengirimkan pasukan ke perbatasan Ukraina dari berbagai arah.
Perang dimulai ketika Rusia telah menghancurkan pangkalan udara militer Ukraina pada 24 Februari 2022 itu.
Mengapa invasi terjadi?
Beberapa saat sebelum invasi, dalam sebuah pernyataan di televisi, Putin mengeklaim Rusia tidak bisa merasa “aman, berkembang, dan eksis” karena ancaman yang dituduhkan dari Ukraina modern.
Argumen yang diajukan sering kali dianggap tidak rasional dan salah, termasuk klaimnya tentang melindungi orang-orang yang menjadi sasaran intimidasi dan genosida, serta tujuan untuk “demiliterisasi dan de-Nazifikasi” Ukraina.
Namun, tidak ada genosida yang terjadi di Ukraina, yang saat ini merupakan negara demokrasi yang dipimpin oleh Presiden Volodymyr Zelensky, yang beragama Yahudi.
“Bagaimana saya bisa menjadi seorang Nazi?” ungkap Zelensky, yang membandingkan serangan Rusia dengan invasi Nazi Jerman di Perang Dunia Kedua.
Apa yang terjadi selama invasi?
Dalam serangan awalnya, Rusia menargetkan bandara dan markas militer di seluruh Ukraina, termasuk bandara internasional Boryspil di Kyiv.
Pasukan Rusia meluncur ke berbagai arah, termasuk timur laut dekat Kharkiv, timur dekat Luhansk, serta dari Belarus di utara dan Crimea di selatan.
Pasukan terjun payung Rusia juga berhasil merebut pangkalan udara di dekat Kyiv dan melaksanakan pendaratan di kota pelabuhan besar seperti Odesa dan Mariupol.
Apa dampak perang ini?
Hingga saat ini (pada 24 Februari 2022), perang Rusia-Ukraina telah mengakibatkan sekitar 40 korban jiwa, menurut Oleksiy Arestovich, penasihat Presiden Zelensky, yang dikutip dari Associated Press.
Perang ini tidak hanya berdampak pada korban jiwa, tetapi juga menciptakan ketidakstabilan di seluruh benua Eropa, memperburuk situasi keamanan dan politik di kawasan tersebut.
Jumlah korban jiwa akibat Perang Rusia-Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengungkapkan Desember 2024, 43.000 tentara Ukraina telah tewas dan 370.000 lainnya terluka sejak perang Rusia-Ukraina pada 2022 yang lalu.
Sedangkan jumlah totalnya dimungkinkan akan jauh lebih tinggi lagi.
Sementara itu, pihak Rusia tidak mengumumkan pengembalian jenazahnya atau memberikan informasi terkini tentang jumlah tentaranya yang tewas dalam pertempuran di Ukraina.
Bagaimana Uni Eropa menanggapi invasi?
Sebagai reaksi terhadap invasi yang dimulai pada 2022, Uni Eropa telah memberlakukan 16 paket sanksi terhadap Rusia hingga saat ini.
Sanksi terbaru diumumkan pada 24 Februari 2025, bertepatan dengan peringatan tiga tahun invasi.
Langkah-langkah sanksi ini mencakup pembatasan impor aluminium dari Rusia, larangan penjualan konsol permainan yang dapat digunakan untuk mengendalikan drone, serta larangan terhadap beberapa kantor berita Rusia untuk menyiarkan di wilayah Uni Eropa.
Diplomat Uni Eropa, Kaja Kallas, menekankan, sanksi ini tidak hanya menargetkan armada bayangan Rusia, tetapi juga mendukung operasi kapal tanker minyak dan menghindari sanksi.
Dia menambahkan, sanksi ini bertujuan untuk menempatkan Ukraina pada posisi yang paling kuat di tengah perundingan yang sedang berlangsung untuk mengakhiri agresi Rusia.
Dengan latar belakang ini, jelas bahwa konflik Rusia-Ukraina tidak hanya merupakan krisis regional, tetapi juga berpotensi memengaruhi stabilitas dan keamanan global.