Pendapatan Negara Berpotensi Turun Pasca 7 BUMN Gabung ke Danantara, Ini Alasannya

- Penulis

Selasa, 25 Februari 2025 - 07:57 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Pendapatan negara berpotensi tak mencapai target pasca peresmian Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) pada Senin (24/2).

Sebagaimana diketahui, Pada tahap awal, ada 7 BUMN besar di Tanah Air yang bakal dikelola Danantara. Tujuh BUMN tersebut adalah, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, dan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Biasanya BUMN akan menyetor dividen BUMN ke Kementerian Keuangan yang akan masuk ke dalam pos Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Kekayaan Negara Dipisahkan (KND). Namun karena 7 BUMN tersebut akan dikelola Danantara. Maka setoran dividennya akan diberikan ke lembaga baru tersebut.

Baca Juga: Setoran Dividen 7 BUMN Jumbo Masuk ke Danantara, Defisit APBN Berpotensi Melebar

Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai, rencana mengalihkan bagian laba atau dividen  BUMN ke Danantara yang seharusnya masuk PNBP, akan target pendapatan negara.

Baca Juga :  Saham MNC Land (KPIG) Anjlok 11 Persen Usai Proyek KEK Lido Diawasi Pemerintah

Untuk diketahui, pemerintah dalam APBN 2025 menargetkan PNBP sebesar Rp 513,64 triliun tahun ini. Sedangkan setoran dividen BUMN ditargetkan Rp 86 triliun, (target oleh BUMN Rp 90 triliun).

“Jika postur yang lain tetap, maka akan mengurangi pendapatan negara yang ditargetkan Rp 3.621 triliun. Pada gilirannya akan menambah defisit APBN yang semula hanya Rp 616 triliun,” tutur Awalil kepada Kontan, Senin (24/2).

Awalil juga menilai, kebijakan  pemerintah untuk melakukan realokasi belanja yang dikumpulkan Rp 308 triliun belum cukup jelas. Ditambah, pernyataan pemerintah yang menyampaikan bahwa efisiensi tidak mengubah postur APBN, justru semakin membingungkan.

“Apakah yang dimaksud memindah hasil efisiensi ke belanja yang lain, misal MBG (makan bergizi gratis). Seberapa banyak, apakah sebesar pemotongan ataukah hanya sebagiannya?” ungkapnya.

Lebih jauh lagi hingga saat ini, Awalil melihat belum ada kepastian postur APBN 2025. Padahal menurutnya, saat ini aspek ketidakpastian sangat besar, sehingga perencanaan dalam APBN seharusnya diketahui publik.

Baca Juga :  Ada Potensi Bank Indonesia Turunkan BI Rate jadi 5,5%, Ini Proyeksi Para Ekonom

Baca Juga: Daftar 7 BUMN Raksasa yang Asetnya akan Dikelola Danantara

“DPR makin tidak dilibatkan. Mekanisme Inpres (Instruksi Presiden) atau entah apa lagi nanti, mengesampingkan instrumen APBN Perubahan,” tandasnya.

Sebagai informasi, Danantara dibentuk setelah adanya revisi ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang disahkan dalam Rapat Paripurna DPR pada 4 Februari 2025.

Selain mengelola 7 BUMN, Danantara juga akan mengelola Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) yang merupakan sovereign wealth fund (SWF) bentukan Presiden ke-7 RI Joko Widodo, juga akan bergabung dengan Danantara.

Dengan begitu, Danantara akan mengelola aset BUMN hingga US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.670 triliun (kurs Rp 16.300).

Pada tahap awal, investasi yang disiapkan mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 326 triliun yang berasal dari efisiensi anggaran APBN.

Nantinya, model pengelolaan Danantara akan mengacu pada Temasek Holdings Limited milik Singapura dengan cakupan yang lebih luas.

Berita Terkait

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)
Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)
Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!
IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin
Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270
Harga Emas Antam Naik Rp 7.000 ke Level Rp 1.672.000 Per Gram Hari Ini, Senin (3/3)
Kalender Ekonomi Hari Ini (3 Maret 2025, Cek Rilis Data yang Bisa Mempengaruhi Forex
Investor Asing Tarik Dana dari Perbankan Besar, IHSG Terancam Melorot ke Level 6.000-an

Berita Terkait

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan untuk Perdagangan Hari Ini (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Rekomendasi Saham ANTM, BNLI, TAPG dan SCMA untuk Perdagangan Senin (3/3)

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Daftar Perusahaan Dunia yang Lakukan PHK pada 2025, Ada Starbucks!

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

IHSG Diproyekikan Menguat di Awal Pekan? Simak Analisis dan Rekomendasi Saham Senin

Senin, 3 Maret 2025 - 09:15 WIB

Cermati Rekomendasi Saham Pilihan Analis untuk Senin (3/3) Usai IHSG Terjun ke 6.270

Berita Terbaru

Cara Mendapatkan Klien Pertama dengan Mudah (Freepik)

RagamTips

Cara Mendapatkan Klien Pertama dengan Mudah

Jumat, 14 Mar 2025 - 21:06 WIB

John Wick 5 Resmi Diumumkan, Akankah Keanu Reeves Kembali? (LIONSGATE)

Hiburan

John Wick 5 Resmi Diumumkan, Akankah Keanu Reeves Kembali?

Jumat, 14 Mar 2025 - 21:06 WIB