KOMPAS.com – Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin menilai pembentukan badan untuk optimalisasi invenstasi yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) memiliki potensi dampak yang positif.
Namun, momentum pembentukannya tidak tepat karena dibarengi dengan isu sosial, politik, efisiensi anggaran, makan bergizi gratis, revisi Undang-Undang (UU) Minerba, dan lain-lain.
“Sayang sekali kemunculannya kena imbas isu politik,” kata Eddy dikutip dari laman resmi UGM, Senin (24/2/2025).
Eddy mengatakan, apabila dilihat dari perspektif ekonomi dan manajemen, pendirian Danantara merupakan hal yang lumrah.
Baca juga: Minat Siswa Belajar Sains Menurun, Wakil Dekan FMIPA UGM Ungkap Penyebabnya
Danantara sebenarnya memiliki tujuan positif
Danantara, lanjut Eddy, juga sebenarnya memiliki tujuan positif untuk mengkonsolidasi pengelolaan aset negara dari perusahaan BUMN agar lebih transparan dan terkoordinasi dengan baik.
“Selama ini pengawasan dari pemerintah adalah melalui penunjukan dewan komisaris dan dewan direksi oleh kementerian sehingga sifatnya itu tidak terlalu binding. Dengan adanya Danantara, monitoring dari parent company akan lebih transparan dan efektif,” terang dia.
Kendati demikian, di sisi lain, Eddy berpendapat pendirian Danantara ini juga dapat berpotensi mengurangi performa BUMN.
Pasalnya, adanya holding company berpotensi menambah layer hierarkis yang tentu saja akan menambah panjang proses birokrasi dan berisiko membuat kebebasan berkreasi dari tiap-tiap BUMN justru akan menurun.
“Manfaat Danantara itu lebih ke defensif bukan ke ofensif. Artinya, transparansi dan tata kelola mungkin membaik namun performa dan inovasi belum tentu,” ungkapnya.
Baca juga: 20 Jurusan Kuliah Termurah UGM, UKT Tertinggi di Bawah Rp 10 Juta
Mainkan peranan pada kestabilan keuangan negara
Eddy pun mengingatkan, dalam merealisasikan Danantara, pemerintah harus memiliki langkah lanjutan dan tidak berhenti sampai pembentukan holding company.
Danantara perlu merancang merjer dan akuisisi berbagai perusahaan pemerintah agar semakin efektif dan efisien, manajemen tidak berlapis-lapis, dan lincah dalam berinovasi.
“Dari sisi kontrol dan transparansi itu membaik, tapi potensi negatifnya adalah dari sisi inefisiensi birokrasi,” ungkapnya.
Eddy menilai Danantara bagi perekonomian nasional, menilai memang memainkan peranan pada kestabilan keuangan negara di jangka panjang.
Baca juga: Mengapa Minat Siswa Belajar Sains Turun? Dosen UGM: Ada 5 Faktornya
Namun mengenai kepercayaan investor terhadap stabilitas dan keperluan investasi, perlu dikaji lebih jauh oleh pemerintah lembaga riset.
“Mungkin dampaknya di jangka pendek hanya berjalan seperti biasa, tapi jangka panjang kita tidak tahu keefektifannya, karena persamaan ekonomi itu saling berkaitan dan cukup kompleks,” jelas Eddy.