RAGAMUTAMA.COM – Polusi udara yang memburuk di Bangkok memaksa 352 sekolah di ibu kota Thailand ini untuk ditutup, mencatatkan angka penutupan tertinggi dalam lima tahun terakhir.
Indeks kualitas udara di Bangkok, yang diukur menggunakan partikel debu halus PM 2.5, mencapai angka 108 mikrogram per meter kubik.
Angka ini jauh melebihi batas yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 15 mikrogram per meter kubik. Hal ini menjadikan Bangkok sebagai kota dengan tingkat polusi udara tertinggi ketujuh di dunia.
Sebagai respons terhadap kondisi ini, Otoritas Metropolitan Bangkok (BMA) memutuskan untuk menutup 352 dari 437 sekolah yang ada di 31 distrik kota.
Keputusan ini mencatatkan penutupan sekolah terbesar sejak tahun 2020. Sehari sebelumnya, lebih dari 250 sekolah di Bangkok juga terpaksa ditutup.
Benjawan Suknae, seorang penjual minuman berusia 61 tahun, mengungkapkan kesulitan yang dirasakannya akibat polusi yang parah.
“Sangat sulit untuk bernafas. Tenggorokanku terasa terbakar. Saya rasa penutupan sekolah akan membantu mengurangi dampak buruk ini,” ujar Benjawan.
Untuk mengatasi dampak polusi udara, Menteri Transportasi Thailand, Suriya Juangroongruangkit, mengumumkan bahwa kereta api, kereta bawah tanah, serta bus kota akan beroperasi gratis selama seminggu mulai 25 Januari.
Selain itu, BMA juga memberlakukan kebijakan yang memungkinkan pekerja untuk bekerja dari rumah selama tiga hari dan membatasi penggunaan kendaraan besar di kota.
Sementara itu, Wisut Kitnarong, seorang pekerja lepas berusia 59 tahun, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat terkait masalah ini.
“BMA perlu lebih giat meningkatkan kesadaran. Kebijakan bekerja dari rumah adalah solusi yang tepat untuk mengurangi paparan polusi udara,” ujarnya.
Untuk mengatasi sumber polusi lainnya, Menteri Dalam Negeri Thailand, Anutin Charnvirakul, pada 23 Januari lalu melarang pembakaran jerami dan mengancam akan menuntut siapa saja yang melanggar larangan tersebut.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, juga mendesak pemerintah untuk mengambil langkah lebih tegas dalam menangani polusi udara, termasuk dengan membatasi aktivitas konstruksi di Bangkok dan memperkuat kerja sama dengan negara-negara tetangga.
Seperti banyak negara di kawasan Asia Tenggara, Thailand kerap menghadapi polusi udara musiman, yang sering kali disebabkan oleh asap dari pembakaran jerami serta polusi dari kendaraan dan aktivitas lainnya, terutama selama musim dingin.