Calon CEO Danantara Rosan Roeslani & Jejak Bisnisnya Bareng Sandiaga Uno

- Penulis

Senin, 24 Februari 2025 - 09:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto diketahui memilih Rosan Roeslani sebagai CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara.

Rosan menggantikan posisi Muliaman Darmansyah Hadad yang sempat dilantik Prabowo sebagai Kepala BPI Danantara pada 22 Oktober 2024.

Muliaman diinformasikan menjadi Wakil Ketua Dewan Pengawas, sementara itu Kepala pengawas dipegang Menteri BUMN yang saat ini dijabat Erick Thohir. Adapun Menteri Keuangan Sri Mulyani sebagai anggota pengawas.

Baca Juga : Nakhoda Danantara Pilihan Prabowo, dari Pandu Sjahrir hingga Rosan

Sesuai dengan struktur di UU BUMN ada 2 posisi eksekutif di bawah CEO BPI Danantara, yakni Chief Operating Officer (COO) yang membawahi Holding Operasional BUMN dan Chief Investment Officer (CIO) yang mengendalikan Holding Investasi BUMN.

Pandu Patria Sjahrir yang juga keponakan Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dikabarkan bakal menjadi CIO, sedangkan posisi COO dipegang oleh Doni Oskaria, Wakil Menteri BUMN.

Baca Juga : : IHSG Risiko Melemah, Pasar Sebut Danantara Bisa Jadi Katalis

Kabar penunjukkan sebagai CEO badan pengelola investasi itu makin memperkuat posisi Rosan dalam pemerintahan Prabowo Subianto.

Rosan memang punya andil besar dalam kemenangan Prabowo saat kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2024 lalu. Saat itu, Rosan bertugas sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional Koalisi Indonesia Maju.

Baca Juga : : Rekomendasi Saham dan Pergerakan IHSG Hari Ini, Senin 24 Februari 2025

Selepas Prabowo dilantik sebagai presiden, Rosan mendapat lagi posisi lamanya sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam Kabinet Merah Putih.

Jabatan itu dipegang Rosan pada masa akhir pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi pada 19 Agustus 2024 lalu.

Rosan bukan orang baru. Dia juga berkawan dengan Sandiaga Uno, Erick Thohir dan Muhammad Lutfi sejak lama. Mereka berteman sejak SMA.

Sebelum menjabat sebagai Menteri Investasi, pria kelahiran Jakarta, 31 Desember 1968 itu sempat menempati beberapa pos seperti Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), dan Wakil Menteri BUMN.

Baca Juga :  Pengembangan Kawasan Wisata Pelabuhan Gilimanuk Dimulai

Mengutip dari laman resmi Kementerian Investasi, Rosan meraih gelar BA di Bidang Administrasi Bisnis dari Oklahoma State University, Amerika Serikat pada 1993. Dia Kemudian kembali meneruskan studinya di bidang MBA dari Antwerpen European University Belgia pada 1996.

Rosan turut malang melintang di dunia bisnis profesional sebelum benar-benar bergabung ke dalam kabinet pemerintahan akhir Jokowi dan kini Prabowo Subianto.

Tangan-tangan Rosan ada di beberapa perusahaan dan emiten yang sempat melantai di Bursa Efek Indoensia (BEI). Namun, beberapa perusahaan yang terafiliasi Rosan Roeslani akhirnya terpaksa tutup atau delisting dari lantai Bursa.

Bersama Mantan Menparekraf Sandiaga Uno, Rosan merintis perusahaan penasihat keuangan (financial advisors) yang resmi berdiri sejak 1997 bernama PT Republik Indonesia Funding, atau yang lebih dikenal sebagai Finance Indonesia. Pada 2002, Finance Indonesia berganti nama menjadi Recapital Group. 

Beberapa perusahaan di bawah naungan Recapital Group meliputi Recapital Sekuritas, Recapital Asset Management, Global Sarana Lintas Artha, Recapital Life Insurance (Relife), Recapital General Insurance (Reguard), dan Bank Pundi.

Berdasarkan catatan Bisnis.com, perusahaan kongsi Rosan dan Sandi pun mengalami jatuh bangun dan terus berguguran dalam beberapa tahun belakangan. 

Misalnya, pada Oktober 2020, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencabut izin usaha PT Asuransi Recapital, pencabutan itu disampaikan OJK melalui pengumuman resmi bernomor PENG-50/NB.1/2020.

Alasan dicabutnya izin usaha Asuransi Recapital adalah tidak dipenuhinya tingkat solvabilitas minimun. OJK menetapkan bahwa perusahaan asuransi harus memiliki tingkat solvabilitas atau risk based capital (RBC) minimal 120%.

Tidak hanya Asuransi Recapital yang dihentikan kegiatan operasionalnya oleh OJK. Perusahaan Recapital Group lainnya, yaitu PT Recapital Sekuritas Indonesia, yang memiliki usaha sebagai perantara pedagang efek dan penjamin emisi efek, juga diganjar sanksi serupa dan dikenakan denda. Kesulitan modal juga sempat dialami PT Asuransi Jiwa Recapital (Relife).

Baca Juga :  Wakil Ketua Umum PAN Ingatkan Prabowo: Tinggalkan dan Tertibkan Raja Kecil

Sandiaga dan Rosan akhirnya menjual perusahaan ini kepada investor PT Transpacific Mutualcapita. Relife juga berganti nama menjadi PT Asuransi Jiwa Starinvestama.

Menilik ke belakang, kedua sahabat pengusaha ini juga menjual Bank Pundi  karena mengalami masalah permodalan. Perusahaan ini kemudian dijual kepada kendaraan investasi Pemda Banten dan berubah nama menjadi Bank Banten hingga saat ini.

Kongsi Sandi dan Rosan juga melepas kepemilikan di perusahaan pengelola air minum di sekitaran Jakarta. Recapital Advisors yang memiliki saham di Acuatico Pte Ltd melepas kepemilikannya ke Grup Salim melalui anak usahanya, Moya Indonesia Holdings Pte Ltd senilai US$92,87 juta atau setara dengan Rp1,24 triliun.

Acuatico Group merupakan pemilik sejumlah perusahaan penyedia air bersih perkotaan seperti Aetra Air Tangerang, Aetra Air Indonesia, Aetra Air Jakarta, dan Acuatico Hanoi.

Tak hanya itu, Recapital juga sempat memiliki saham PT Capitalinc Investment Tbk. (MTFN), dan PT Mahaka Media Tbk. (ABBA), dan Bank Kesejahteraan Ekonomi.

Di lain sisi, perusahaan tambang batu bara, PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) juga tercatat membeli saham PT Revessel Indonesia milik PT Recapital Advisors dan PT Tripillar Guna Perkasa pada 2017.

Pembelian saham itu merupakan tindak lanjut pelaksanaan putusan arbitrase internasional yang terdaftar di Singapore International Arbitration Centre (SIAC) No. 225 tahun 2013 tertanggal 29 Desember 2014 dan 24 Februari 2015, dalam perkara antara Asia Resource Mineral Limited dan BRAU, melawan Rosan Roeslani.

Namun pada akhirnya, PT Berau Coal Energy Tbk. (BRAU) resmi delisting atau didepak dari lantai BEI efektif per 16 November 2017, dan kini menjadi perusahaan tertutup.

Terakhir, Rosan juga tercatat pernah menduduki posisi Presiden Komisaris dan Komisaris Independen PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) pada September 2020. 

Berita Terkait

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat
Donasikan Rp 260 Juta, Kuku Bima Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing di Lebak
Pelita Air-BIH Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis Bali
Kinerja Reksadana Saham Menguat Sepekan Terakhir
Profil Pandu Sjahrir, Ponakan Luhut yang Jadi CIO Danantara
Bio Farma Gelar Mudik Gratis, Ini Cara Mendaftarnya
Chandra Asri (TPIA) Ungkap Soal Rencana IPO Chandra Daya Investasi
Rosan Roeslani Tiba di Istana Menjelang Peluncuran Resmi Danantara

Berita Terkait

Senin, 24 Februari 2025 - 11:46 WIB

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat

Senin, 24 Februari 2025 - 11:46 WIB

Donasikan Rp 260 Juta, Kuku Bima Sido Muncul Gelar Operasi Bibir Sumbing di Lebak

Senin, 24 Februari 2025 - 11:37 WIB

Pelita Air-BIH Kolaborasi Tingkatkan Layanan Kesehatan dan Pariwisata Medis Bali

Senin, 24 Februari 2025 - 10:57 WIB

Kinerja Reksadana Saham Menguat Sepekan Terakhir

Senin, 24 Februari 2025 - 10:57 WIB

Profil Pandu Sjahrir, Ponakan Luhut yang Jadi CIO Danantara

Berita Terbaru

society-culture-and-history

Kisah Sastia Putri, Ilmuwan WNI di Jepang yang Belum Mau Pulang ke Indonesia

Senin, 24 Feb 2025 - 11:47 WIB

finance

Soal Danantara, Ekonom UGM: Momentumnya Kurang Tepat

Senin, 24 Feb 2025 - 11:46 WIB