Dua Reksadana Ini Cetak Return Tertinggi di Awal 2025

- Penulis

Minggu, 23 Februari 2025 - 07:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Kinerja reksadana masih kurang menggigit di awal tahun 2025. Diantara jenis reksadana, reksadana pendapatan tetap dan reksadana pasar uang mencetak imbal hasil atau return tertinggi di awal tahun ini.

Berdasarkan data Infovesta, secara year to date (ytd) hingga 14 Februari 2025, reksadana pendapatan tetap masih mencatatkan return tertinggi, kemudian diikuti reksadana pasar uang yang mampu tumbuh 0,68% secara ytd. Sementara kinerja reksadana saham masih terkoreksi -4,36% ytd dan indeks reksadana campuran koreksi -1,37% ytd.

Pertumbuhan imbal hasil reksadana menunjukkan bahwa dana kelolaan telah bertambah. Ini artinya semakin banyak investor yang menempatkan dananya di produk reksadana tersebut.

Director & Chief Investment Officer, Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Ezra Nazula memandang pergerakan imbal hasil reksadana di awal tahun ini dipengaruhi ketidakpastian dari eksternal seperti kebijakan tarif Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: Reksadana Pasar Uang Jadi Andalan Saat Tekanan Tarif Trump

Reksadana turut dipengaruhi sikap The Fed yang mengindikasikan masih akan mempertahankan suku bunga. Kondisi geopolitik yang terus memanas juga membayangi pergerakan pasar.

“Kondisi-kondisi tersebut merupakan iklim yang kurang kondusif bagi pasar saham,” jelas Ezra kepada Kontan.co.id, Jumat (21/2).

Di lain sisi, Ezra melihat, pasar obligasi mendapat dukungan dari pemangkasan suku bunga Bank Indonesia (BI), mendorong penurunan tingkat imbal hasil (yield) obligasi.

Situasi ini membuat produk obligasi lebih digemari sebagai instrumen dengan tingkat risiko konservatif di saat posisi defensif. 

Dengan mempertimbangkan potensi pemangkasan BI rate, MAMI menilai kondisi ini bakal suportif bagi kelas aset obligasi seperti terlihat dari kinerja di bulan Januari. Oleh karena itu, minat untuk reksadana obligasi kemungkinan masih akan tinggi di tahun ini.

Pada Reksa Dana Pasar Uang (RDPU), Ezra mencermati, imbal hasilnya stabil sesuai dengan karakter kelas asetnya yang cenderung stabil. Likuiditas di pasar yang masih rendah menyebabkan tingkat suku bunga deposito masih relatif tinggi, sehingga mendorong pertumbuhan kelas aset ini.

Baca Juga :  IHSG Melorot 5,16% ke Level 6.742 Dalam Sepekan, Berikut Sentimen Pemicunya

Manulife Aset melihat, RDPU masih akan menarik tahun ini di tengah kondisi pasar yang dinamis. Reksadana Pasar Uang dapat menjadi solusi jangka pendek bagi investor untuk diversifikasi dan menjaga tingkat risiko.

“Tingkat bunga deposito perbankan dan imbal hasil obligasi dibawah 1 tahun yang masih menarik diperkirakan masih akan menopang kinerja RDPU,” imbuh Ezra.

Ezra menyebutkan, strategi MAMI mengelola reksadana pasar uang dengan cara diversifikasi antara deposito dan obligasi dengan tenor di bawah satu tahun. Diversifikasi jangka waktu penempatan dan tenor juga penting untuk menangkap peluang baik di kelas aset pasar uang sepanjang 2025 ini.

Adapun rangkaian reksadana pasar uang MAMI terdiri dari reksadana pasar uang konvensional dan syariah. 

Untuk reksadana pasar uang konvensional, produk unggulan MAMI adalah Manulife Dana Kas II (MDK II) yang telah dikelola sejak 2009 dan saat ini dana kelolaannya mencapai Rp4,9 triliun. Sedangkan, reksadana pasar uang syariah MAMI adalah Manulife Dana Kas Syariah (MDKS) yang diluncurkan pada 2018 lalu. 

Ezra mengungkapkan, aset dasar (Underlying asset) kedua reksadana dialokasikan pada umumnya ke deposito perbankan, obligasi korporasi dengan minimum rating investment grade, dan obligasi pemerintah.

“Kinerja kedua reksadana pasar uang kami cukup konsisten berada di atas tolok ukurnya, yaitu MDK II 4,79% dan MDKS 4,43% net untuk setahun terakhir hingga akhir Januari 2025. Perlu dicatat bahwa return reksadana bukan objek pajak,” ucapnya.

Baca Juga: Belajar dari Strategi Investasi ala Dirut Digital Mediatama Maxima Budiasto Kusuma

MAMI menyajikan reksadana dalam bentuk shareclass yaitu kemasan yang berbeda-beda untuk berbagai tipe investor. Dengan demikian, setiap investor dapat berinvestasi dengan lebih efisien. 

Misalnya, MDK II tersedia dalam shareclass untuk investor ritel dengan minimum investasi sangat terjangkau yaitu Rp10.000,-, dan shareclass institusi dengan skema biaya pengelolaan yang lebih efisien dengan minimum investasi lebih tinggi. 

Baca Juga :  Naik Lagi Rp 12.000 Per Gram, Cek Rincian Harga Emas Antam 19 Februari 2025

Ezra menuturkan, MAMI adalah manajer investasi pertama yang memperkenalkan konsep shareclass ini di industri reksadana di Indonesia. 

“Saat ini, kami terus mengembangkan ide-ide baru, termasuk di bidang reksadana pasar uang, untuk menyajikan solusi-solusi yang sesuai dengan kebutuhan investor kami,” sebutnya.

Tips pilih produk reksadana

Menurut Ezra, penting sekali untuk mengedepankan manajemen risiko dalam pembentukan portofolio di tengah kondisi ekonomi dan likuiditas pasar saat ini. Secara umum, ada beberapa aspek yang perlu ditinjau ketika memilih suatu produk reksadana sebagai kendaraan investasi kita.

Pertama, investor perlu mengetahui pasti latar belakang pengelolanya, dalam hal ini Manajer Investasi (MI) yang harus memiliki rekam jejak baik dan terdaftar resmi di OJK. 

Kedua, investor perlu memperhatikan dana kelolaan reksadana. Total dana kelolaan yang cukup besar menunjukkan kepercayaan nasabah, serta keleluasaan manajer investasi untuk menempatkan dana pada beragam deposito, obligasi dan instrumen pasar uang lainnya guna mengoptimalkan return. 

Baca Juga: Kinerjanya Tertekan Sejak Awal Tahun, Begini Proyeksi Kinerja Reksadana Saham

Ketiga, sisi likuiditas juga patut menjadi pertimbangan. Ezra berujar, MAMI hanya menempatkan porsi likuiditas reksadananya pada bank-bank BUKU besar, sehingga likuiditasnya terjamin. 

“Di MAMI, proses investasi kami mengintegrasi manajemen risiko dalam pembentukan portofolio. Tim investasi kami konsisten memonitor kualitas underlying asset dalam portofolio, dan kami memiliki batasan-batasan tertentu dalam alokasi portofolio untuk menjaga risiko portofolio,” kata Ezra.

Adapun PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) menduduki posisi puncak sebagai manajer investasi dengan dana kelolaan terbesar pada Januari 2025. Dana kelolaan MAMI mencapai Rp 43,89 triliun dan menguasai 9% pangsa pasar industri reksadana.

Berita Terkait

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?
GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion
Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun
Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil
PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025
Harga Emas Antam 1 Gram Melambung Rp 33.000 dalam Sepekan
Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini di Level Rp1,7 Juta per Gram
6 Ide Bisnis Jasa yang Minim Modal dan Kompetitor, Coba yuk!

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:26 WIB

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB