KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Pertamina melalui Subholding Commercial & Trading, PT Pertamina Patra Niaga, resmi mengoperasikan Terminal LPG Bima, salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), pada Jumat (21/2).
Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi, menyatakan bahwa pembangunan Terminal LPG Bima merupakan bagian dari penugasan pemerintah untuk mendukung program konversi energi dan memperkuat distribusi LPG di Indonesia Timur.
Proyek ini bertujuan meningkatkan akses energi bagi masyarakat.
Baca Juga: Pastikan LPG 3 kg Aman, Pertamina Patra Niaga Terus Lakukan Pengecekan Pangkalan
Pembangunan terminal dimulai pada Maret 2019 dan selesai akhir 2023. Meskipun sempat tertunda akibat pandemi Covid-19, proyek ini akhirnya dapat beroperasi sesuai rencana.
“Hadirnya terminal ini memastikan distribusi LPG lebih efisien, merata, dan menjangkau lebih banyak masyarakat, terutama di daerah yang sulit mendapatkan akses energi,” ujar Eduward dalam siaran pers, Sabtu (22/2).
Terminal LPG Bima berperan sebagai pusat distribusi energi untuk Nusa Tenggara Barat (NTB). Sebelumnya, pengiriman LPG ke Pulau Sumbawa dilakukan menggunakan skid tank melalui kapal landing craft tank (LCT) dari Terminal LPG Lombok.
Eduward menambahkan bahwa proyek ini tidak hanya berfokus pada pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga mendukung strategi nasional dalam menjaga ketahanan dan swasembada energi, sejalan dengan Asta Cita Presiden Prabowo.
Baca Juga: Pertamina Patra Niaga Regional JBB Lakukan Penyaluran Fakultatif LPG 3 Kg di Jakarta
“Ketersediaan energi yang andal adalah faktor kunci dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional. Terminal ini diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat, industri, dan UMKM di NTB,” jelasnya.
Koordinator Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Migas Kementerian ESDM, Sugiarto, menyebutkan bahwa pembangunan terminal ini merupakan penugasan pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri ESDM No. 2157 K/10/MEM/2017.
“Dari empat lokasi yang ditugaskan, tiga di antaranya—Jayapura, Wayame, dan Bima—telah selesai dan siap beroperasi, sementara satu lokasi lainnya di Kupang masih dalam proses penyelesaian,” ujarnya.
Untuk memastikan kelancaran proyek, Kejaksaan Agung melalui Direktorat PPS Jamintel turut mengawasi pembangunan Terminal LPG Bima.
Baca Juga: Menteri Perdagangan dan Dirut Pertamina Patra Niaga Tinjau SPBU Sleman
Sub Koordinator Asisten Deputi Bidang Industri, Energi, Minyak, dan Gas Kementerian BUMN, Ni Kadek Yuliartani, menegaskan bahwa Kementerian BUMN memastikan proyek berjalan sesuai jadwal yang ditetapkan.
“Kolaborasi antar-BUMN menjadi kunci keberhasilan proyek ini. Sebagai PSN, proyek ini menjadi fokus utama pemerintah dan diharapkan memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” katanya.
Pembangunan Terminal LPG Bima merupakan bukti komitmen pemerintah dan Pertamina dalam mendukung pemerataan akses energi, khususnya di wilayah timur. Dengan beroperasinya terminal ini, ketahanan energi nasional semakin kuat dan masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung.
