Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana, memprediksi era revenge travel pasca pandemi Covid-19 akan berubah menjadi era intentional travel.
Apa yang dimaksud dengan intentional travel?
“Wisatawan tidak sebatas melakukan perjalanan namun juga mencari pengalaman berwisata yang autentik,” ujarnya saat memberikan keynote speech di kumparan The Economic Insights, di The Westin Jakarta, Rabu (19/2).
“Hidup seperti penduduk lokal, membuat koneksi dengan komunitas, mencari lokasi yang off the beaten path akan semakin sering diminati,” sambungnya.
Tren ini nantinya, menurut Widiyanti, akan menjadi peluang untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi lewat sektor pariwisata.
Untuk itu, Kemenpar memprioritaskan kerjanya membangun desa-desa wisata untuk para wisatawan yang mencari pengalaman autentik itu.
“Desa Wisata, ini program yang penting terutama untuk pemerataan pembangunan dan merintis pertumbuhan ekonomi dari desa. Saat ini telah ada lebih dari 6.000 desa wisata per hari ini yang terdata di jaringan kami,” ucap dia.
Salah satu desa wisata yang disinggung oleh Widiyanti adalah Desa Jatiluwih yang ada di Bali.
“Salah satu bukti nyata dari pariwisata yang dapat memberdayakan desa adalah desa wisata Jatiluwih yang dinobatkan sebagai Best Tourism Village dalam acara UN Tourism 2024,” tuturnya.
“Pengembangan desa wisata Jatiluwih sehingga dapat menjadi Best Tourism Village memberikan dampak ekonomi positif,” sambungnya.
Widiyanti menjelaskan, desa ini mengalami lonjakan pengunjung, dari 314 ribu pengunjung dari tahun 2019, menjadi 418 ribu pengunjung di 2024.
“Peningkatan jumlah pengunjung memberikan dampak ekonomi langsung melalui peningkatan pendapatan sebesar Rp 2,09 miliar,” jelas Widiyanti.
“Dampak ekonomi desa tidak bisa berhenti pada dampak langsung saja. Tetapi juga terasa dari segi pemberdayaan masyarakat melalui 23 usaha pariwisata yang dijalankan oleh warga lokal,” ucapnya.