Dibayangi Sikap The Fed Tahan Suku Bunga, Bursa Asia Diprediksi Lesu

- Penulis

Kamis, 20 Februari 2025 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Asia diperkirakan melemah pada Kamis (20/2/2025) menyusul pergerakan yang lesu di Wall Street setelah risalah pertemuan Federal Reserve mengisyaratkan bahwa bank sentral Amerika Serikat itu tidak terburu-buru untuk menurunkan suku bunga.

Mengutip Bloomberg, indeks berjangka untuk Jepang, Hong Kong dan Australia semuanya terpantau turun. Di AS, indeks S&P 500 naik 0,2% pada Rabu untuk mencapai level tertinggi baru, dengan sektor-sektor defensif berkinerja lebih baik sebagai tanda kehati-hatian investor. 

Risalah The Fed menunjukkan para pejabat pada bulan Januari menyatakan kesiapannya untuk mempertahankan suku bunga tetap stabil di tengah inflasi yang tinggi dan ketidakpastian kebijakan ekonomi. 

Baca Juga : Ditekan Sentimen Perang Dagang, Bursa Asia Ditutup Lesu

Para pejabat juga mengungkapkan adanya jeda atau perlambatan neraca – sebuah proses yang dikenal sebagai pengetatan kuantitatif, atau QT, hingga drama batas utang pemerintah terselesaikan.

Baca Juga :  Pasar Pantau Pemulihan Saham di China, Bursa Asia Diprediksi Menguat

Penulis The Boock Report Peter Boockvar mengatakan The Fed masih akan bersikap wait and see sebelum melakukan pemotongan suku bunga lagi.

“Saya bilang ‘potong’ karena sepertinya masih ada bias pelonggaran. The Fed juga mengomentari neraca. Ini juga bisa menjadi alasan mengapa hasil panen sedikit menurun,” jelasnya.

Pelemahan saham-saham AS juga mencerminkan ancaman tarif AS lebih lanjut, dimana Presiden Donald Trump mengenakan tarif impor mobil, keripik, dan obat-obatan.

Di Asia, perhatian investor akan tertuju pada beberapa data yang akan dirilis hari ini. Sejumlah data yang akan dirilis mencakup pesanan ekspor untuk Taiwan, inflasi untuk suku bunga pinjaman utama satu tahun dan lima tahun di Hong Kong dan China. 

Baca Juga : : Pasar Cermati Manuver Tarif Trump, Harga Emas Melemah usai Tembus Rekor Tertinggi

Baca Juga :  Rekomendasi Saham BRMS, RAJA & MNCN saat IHSG Berpeluang Rebound ke 6.750

Sementara itu, data terpisah fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun untuk China dapat dirilis kapan saja hingga 25 Februari mendatang.

Data terbaru China akan dirilis setelah negara tersebut mencatat awal terlemah dalam investasi masuk dalam empat tahun terakhir, dengan pengeluaran baru sebesar US$13 miliar oleh perusahaan asing di negara tersebut pada bulan Januari.

Investor juga akan fokus pada Alibaba Group Holding Ltd., yang menghadapi ujian penting dalam presentasi pendapatannya pada hari Kamis setelah reli yang dipicu oleh DeepSeek menambah nilai pasarnya lebih dari US$110 miliar.

Di wilayah lain, Rio Tinto Group menjadi perusahaan pertambangan terbaru yang mencatat penurunan laba tahunan karena industri ini menghadapi melemahnya permintaan dari pelanggan utamanya, China.

Berita Terkait

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?
GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion
Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun
Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil
PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025
Harga Emas Antam 1 Gram Melambung Rp 33.000 dalam Sepekan
Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini di Level Rp1,7 Juta per Gram
6 Ide Bisnis Jasa yang Minim Modal dan Kompetitor, Coba yuk!

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:26 WIB

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB