Jakarta, IDN Times – Harga emas hari ini, Rabu (19/2/2025), yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk atau Antam, naik Rp12 ribu menjadi Rp1,691 juta per gram.
Begitu juga dengan harga buyback hari ini menurut situs logammulia.com, naik Rp12 ribu menjadi Rp1,541 juta per gram. Harga buyback adalah harga yang ditetapkan Antam saat membeli emas logam mulia dari konsumen yang menjual ke Butik Antam.
1. Harga emas Antam dalam pecahan lain
Berikut ini harga emas batangan Antam per hari ini dalam pecahan lain:
- Harga emas 0,5 gram: Rp895,5 ribu.
- Harga emas 1 gram: Rp1,691 juta.
- Harga emas 2 gram: Rp3,289 juta.
- Harga emas 3 gram: Rp4,958 juta.
- Harga emas 5 gram: Rp8,23 juta.
- Harga emas 10 gram: Rp16,405 juta.
- Harga emas 25 gram: Rp40,887 juta.
- Harga emas 50 gram: Rp81,695 juta.
- Harga emas 100 gram: Rp163,312 juta.
- Harga emas 250 gram: Rp408,015 juta
- Harga emas 500 gram: Rp815,82 juta
- Harga emas 1.000 gram: Rp1,63 miliar.
Harga jual emas tersebut belum termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Hari Ini, Cek Rinciannya
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Hari Ini, Cek Rinciannya
2. Daftar emas batangan yang tersedia
Berdasarkan situs logammulia.com, stok emas batangan yang tersedia hanyalah pecahan 0,5 gram, 1 gram, 2 gram, 3 gram, 10 gram, 25 gram, dan 100 gram. Sementara itu, pecahan 5 gram, 50 gram, 250 gram, 500 gram, dan 1.000 gram belum tersedia.
Bagi masyarakat yang ingin membeli emas ukuran tersebut, sebaiknya menghubungi contact center Butik Antam terlebih dahulu sebelum mendatangi lokasinya untuk memastikan kembali ketersediaan stok.
Baca Juga: Lagi Turun, Cek Daftar Harga Emas 17 Februari 2025
Baca Juga: Lagi Turun, Cek Daftar Harga Emas 17 Februari 2025
3. Emas fisik merupakan instrumen investasi berisiko rendah
Setiap instrumen investasi memiliki tingkat risiko berbeda. Ada yang rendah, moderat atau menengah, hingga berisiko tinggi.
Menurut perencana keuangan dari Advisors Alliance Group Indonesia, Andy Nugroho, salah satu instrumen investasi berisiko rendah adalah logam mulia atau emas fisik. Namun, emas juga memiliki risiko tinggi hilang atau dicuri, terutama ketika dibawa bepergian.
“Risiko rendah karena pertumbuhan nilai sudah lebih tinggi dibanding bunga bank, tapi juga fluktuatif, cukup likuid. Kenapa bisa juga dikategorikan risiko tinggi, karena mudah atau rawan hilang, dicuri. Di satu sisi dia sangat praktis, mudah dibawa-bawa. Tapi itu bisa dicuri,” ucap Andy kepada IDN Times.
Selain itu, Andy mengingatkan agar masyarakat memahami instrumen-instrumen investasi yang rendah risiko, tentunya juga akan memberikan imbal hasil yang lebih kecil.
Sebaliknya, jika kamu mencari instrumen investasi yang imbal hasil lebih besar, maka risikonya juga tinggi atau peluang menghadapi kerugian lebih besar, high risk high return.
“Dengan adanya risiko rendah berarti return juga kecil. Jadi jangan sampai orang berasumsi risiko rendah tapi return tinggi,” kata Andy.