Bisnis.com, JAKARTA – Merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) untuk membentuk entitas baru XLSmart kian mendekati tenggat waktu. Valuasi dari EXCL diperkirakan akan meningkat seiring dengan potensi kenaikan kinerja EXCL pascamerger dengan entitas Grup Sinar Mas itu.
Bos Sinar Mas Group Franky O. Widjaja membeberkan target merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) akan rampung pada April 2025.
Franky menuturkan pihaknya saat ini tengah mengurus proses merger tersebut dengan otoritas terkait, termasuk di dalamnya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi).
“Lagi proses mudah-mudahan bisa sesuai jadwal targetnya April ini,” kata Franky kepada Bisnis, Selasa (18/2/2025).
Franky berharap lewat merger ini kinerja perusahaan bisa lebih efisien mendatang. Hanya saja, dia enggan berkomentar banyak ihwal target pendapatan dan laba dari perusahaan hasil peleburan tersebut.
Menurutnya, peleburan perusahaan telekomunikasi tersebut bakal berdampak positif pada kinerja jangka panjang dan efisiensi operasional nantinya.
“Kita bisa lihat yang di Malaysia, Thailand di Indonesia itu kan semuanya membaik saya rasa begitu,” imbuhnya.
Baca Juga : Bos Sinar Mas Franky Widjaja Bicara Prospek Program Biodiesel B40
Head of Research Kiwoom Sekuritas Sukarno Alatas menilai merger ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan perusahaan telekomunikasi yang lebih kuat, efisien, dan inovatif. Sukarno menuturkan tujuan dari merger ini adalah untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, mempercepat adopsi 5G, dan memberikan nilai yang menarik bagi investor.
“Selain itu merger EXCL & FREN akan menciptakan valuasi lebih menarik seiring potensi kenaikan kinerja,” ujar Sukarno, Senin (17/2/2025).
Lebih lanjut, Sukarno menjelaskan valuasi saham EXCL setelah dilakukan merger atau menjadi entitas yang bertahan dengan harga saat ini, dilihat dari price to book value (PBV) akan menjadi lebih baik. Hal ini karena harga wajar PBV menjadi 1,09 kali dari 1,14 kali.
Akan tetapi, apabila dilihat dari price to earning (PE), maka saham EXCL akan menjadi kurang menarik, karena FREN yang masih mencatatkan kerugian. Sebagaimana diketahui, FREN pada tahun buku 2024 mencetak kerugian sebesar Rp1,29 triliun, membengkak dari tahun buku 2023 yang senilai Rp108,92 miliar.
“Tapi kami melihat prospek menarik setelah merger dengan asumsi kenaikan pertumbuhan pendapatan double digit dan asumsi keberhasilan sinergi sekaligus minimal mempertahankan margin profit 5%, asumsi sinergi konservatif,” tutur Sukarno.
Dengan asumsi tersebut, maka perhitungan PE EXCL menurutnya kembali menjadi menarik. Kiwoom Sekuritas memperkirakan PE EXCL pada 2026 sebesar 16,4 kali & dan pada 2027 sebesar 14,9 kali.
Apabila merger ini berhasil, lanjutnya, maka efisiensi akan tercipta dan berpotensi menghasilkan margin yang lebih baik. Sukarno menuturkan yang perlu menjadi perhatian investor dalam merger ini adalah potensi untuk menciptakan operator telekomunikasi yang lebih kuat dan berdaya saing.
“Selain itu prospek pertumbuhan kinerja membuat valuasi harga menjadi lebih menarik,” ucapnya.
Baca Juga : Menilik Dampak Sinergi Merger XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN)
Sementara itu, Analis KB Valbury Sekuritas Steven Gunawan dalam risetnya menjelaskan merger berpotensi menghasilkan sinergi biaya yang signifikan dan secara substansial meningkatkan nilai jangka panjang EXCL.
Steven juga mengungkapkan saat ini merger tengah ditinjau oleh Kementerian Komunikasi dan Urusan Digital, serta oleh OJK, dengan keputusan akhir yang diharapkan pada Maret 2025. Apabila persetujuan regulasi diberikan, maka EXCL akan mengadakan RUPSLB pada 21 Maret 2025 untuk mendapatkan persetujuan pemegang saham.
Selain itu, Steven menuturkan manajemen EXCL mengumumkan mereka akan menahan panduan keuangan untuk tahun 2025, karena proses peninjauan merger yang sedang berlangsung.
“EXCL menekankan meningkatnya persaingan di pasar mobile broadband, yang ditandai dengan perang harga akibat upaya operator untuk memperluas pangsa pasar mereka masing-masing. Hal ini terutama terlihat dalam strategi harga paket entry-level oleh operator saat ini,” tuturnya.
Steven juga menuturkan segmen fixed broadband (FBB) juga menghadapi persaingan yang semakin ketat dari pendatang baru. Banyak di antaranya bukan merupakan mobile network operator (MNO), yang menawarkan harga lebih rendah dan menimbulkan tantangan bagi bisnis FBB EXCL yang sudah ada.
Adapun KB Valbury Sekuritas memberikan rating buy untuk saham EXCL dengan target price (TP) atau target harga Rp2.900 per saham. Selain itu, salah satu rating terbaru bagi EXCL juga diberikan oleh Macquarie dengan peringkat outperform dan TP sebesar Rp3.000 per saham.
Rapor Kinerja EXCL & FREN Jelang Merger
Di sisi kinerja keuangan, FREN membukukan kinerja bottom line atau rugi bersih yang membengkak sepanjang 2024. Berdasarkan laporan keuangan 2024, emiten Grup Sinar Mas itu mencatat pendapatan senilai Rp11,41 triliun atau turun 2,02% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari tahun sebelumnya senilai Rp11,65 triliun.
Secara terperinci, pendapatan dari jasa telekomunikasi data berkurang 2,77% YoY menjadi Rp9,90 triliun dan pendapatan nondata melesat 47,25% YoY menjadi Rp429,85 miliar. Namun, pendapatan jasa interkoneksi anjlok 34,68% YoY menjadi Rp259,80 miliar, dan pendapatan lain-lain naik tipis 5,94% YoY menjadi Rp825,34 miliar.
Adapun, rugi bersih yang dicatat perseroan membengkak hingga Rp1,29 triliun pada 2024 dari rugi bersih pada 2023 senilai Rp108,92 miliar.
Di sisi lain, EXCL mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang meningkat pada 2024 sebesar 6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu mencapai Rp34,40 triliun. Peningkatan pendapatan tersebut mendorong pertumbuhan EBITDA EXCL mencapai Rp17,88 triliun, tumbuh 13% YoY.
Laba bersih XL Axiata juga ikut terdorong mencapai Rp1,81 triliun pada 2024, atau naik 44,72% YoY dari sebelumnya sebesar Rp1,25 triliun pada 2023.
Baca Juga : XL Axiata (EXCL) Siap Tebar Dividen Tertinggi 5 Tahun Terakhir, Ini Kata Analis
Secara operasional, EXCL mampu meningkatkan Average Revenue Per User (ARPU) naik menjadi Rp43.000. Kenaikan ARPU ini seiring dengan pertumbuhan trafik data yang meningkat 9% YoY, mencapai 10.547 Petabytes. Peningkatan trafik tidak terlepas dari basis pelanggan yang berkualitas EXCL sebanyak 58,8 juta.
Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini mengatakan pihaknya berhasil melalui tahun 2024 yang penuh tantangan ekonomi secara nasional dan global dengan kinerja yang cukup solid, dengan pendapatan yang terus meningkat, serta EBITDA dan laba bersih yang tumbuh double digit.
“Peningkatan sarana digital, kualitas infrastruktur jaringan, serta adopsi teknologi yang relevan di semua lini bisnis telah menjadi kunci keberhasilan kami. Hal ini tidak hanya meningkatkan kualitas layanan, tetapi juga mendorong peningkatan trafik data yang signifikan,” ujar Dian.
Dian menambahkan, keberhasilan kinerja sepanjang 2024 tidak terlepas dari upaya perusahaan dalam meningkatkan efisiensi di setiap lini bisnis dengan cermat.
Menyusul jadwal merger antara EXCL dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) dan PT Smart Telecom (ST) yang kian dekat, kedua perusahaan tercatat telah mengumumkan jadwal RUPST untuk tahun buku 2024 dan RUPSLB.
Kedua pengendali perusahaan, Axiata dan Sinar Mas juga tercatat telah mengumumkan dewan direksi baru perusahaan hasil penggabungan atau XLSmart. XLSmart nantinya akan dipimpin oleh Rajeev Sethi yang merupakan CEO dari Robi Axiata Limited di Bangladesh sejak 2022.
Manajemen baru tersebut akan memimpin XLSmart mulai dari Legal Day-1 untuk memimpin kelangsungan operasional perusahaan.
Sebagai informasi XL Axiata dan Smartfren telah mencapai kesepakatan definitif untuk melakukan merger, dengan nilai gabungan prasinergi mencapai lebih dari Rp104 triliun.
Merger ini juga diharapkan menghasilkan sinergi biaya yang signifikan, dengan estimasi sinergi sebelum pajak sebesar US$300 juta-US$400 juta setelah selesainya proses integrasi jaringan, strategis serta optimalisasi sumber daya.
Baca Juga : Smartfren (FREN) Beberkan Tantangan Merger dengan XL Axiata (EXCL)
Mengenai entitas hasil merger ini, Direktur PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) Andrijanto Muljono sebelumnya mengungkapkan pemegang saham XLSmart memberikan target kepada manajemen untuk dapat meningkatkan market cap hingga dua kali lipat dalam waktu 3-4 tahun mendatang.
“Pemegang saham memberikan target ke manajemen market cap-nya bisa naik dua kali lipat, dalam waktu 3 atau 4 tahun, 2028,” ujar Andrijanto kepada Bisnis, di Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Untuk meningkatkan harga saham XLSmart ke depannya, Andrijanto menuturkan secara fundamental kinerja perusahaan harus baik. Menurutnya, kinerja fundamental yang baik dapat diraih melalui efisiensi, sinergi, dan membuat sumber pendapatan baru dari bisnis-bisnis baru.
“Nah fundamentalnya diperbaiki, terus juga storyline-nya, jangka panjangnya mau ke mana itu harus jelas nih di mata investor, di mata masyarakat,” ucap Andrijanto.
Dengan kinerja fundamental yang baik, Andrijanto meyakini hal tersebut akan tecermin dari kinerja teknikal saham XLSmart yang akan tumbuh. Dia juga menuturkan kinerja fundamental yang baik dapat menumbuhkan persepsi pasar yang baik bagi saham XLSmart.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.