Pasar Asia Bersiap Sambut Keputusan Suku Bunga dan Harga Rumah China Hari Ini (19/2)

- Penulis

Rabu, 19 Februari 2025 - 07:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

KONTAN.CO.ID – Dua keputusan suku bunga dan harga rumah di China menjadi sorotan utama di kalender Asia-Pasifik pada Rabu ini (19/2).

Meskipun investor masih harus menghadapi arus perdagangan global yang semakin kompleks dan ketidakpastian geopolitik, pasar tetap stabil dan optimis.

Tiga indeks utama Wall Street tidak banyak berubah pada Selasa (18/2), tetapi S&P 500 mencatatkan rekor penutupan baru, begitu juga dengan indeks MSCI World.

Pasar saat ini berada dalam pola bertahan, mengadopsi pendekatan “menunggu dan melihat” terkait tarif perdagangan dan kemungkinan gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina.

Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Lebih 1% Selasa (18/2), Dipicu Ketidakpastian Tarif Trump

Kebijakan moneter AS juga mengambil pendekatan serupa dengan The Fed yang masih menahan suku bunga.

Pada Rabu ini, Reserve Bank of New Zealand diperkirakan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin untuk meredam perlambatan pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga guna mendukung nilai tukar rupiah yang masih lemah, menurut jajak pendapat Reuters.

Keputusan ini datang sehari setelah Reserve Bank of Australia memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam empat tahun, tetapi tetap berhati-hati dalam memberikan sinyal pelonggaran lebih lanjut karena inflasi yang masih menjadi perhatian utama.

Baca Juga :  Profil Novi Helmy Prasetya, Mayjen TNI dari Kopassus Jadi Dirut Bulog

Seperti mata uang G10 lainnya, dolar Australia dan Selandia Baru telah menguat terhadap dolar AS sepanjang tahun ini, meskipun dolar Selandia Baru sedikit melemah menjelang keputusan RBNZ.

Baca Juga: Harga Minyak Naik akibat Gangguan Pasokan Selasa (18/2), Brent ke US$75,84

Sementara itu, rupiah Indonesia tetap datar sepanjang tahun ini, menjadikannya salah satu mata uang berkinerja terburuk di antara negara berkembang utama.

Meskipun ada ketidakpastian terkait tarif dan kebijakan proteksionisme perdagangan Presiden Donald Trump, sentimen pasar negara berkembang tetap positif.

Investor masih bersedia bertahan di aset berisiko lebih lama dari yang diperkirakan. Obligasi negara berkembang dan ekuitas China adalah dua sektor yang tampil baik tahun ini, dengan arus masuk besar tercatat pada Januari menurut data Institute of International Finance.

Baca Juga :  Jelang Ramadan, Pelaku Usaha Hadapi Tantangan Daya Beli hingga Arus Kas

Optimisme terhadap saham China, terutama di sektor teknologi, semakin meningkat. Investor bertaruh pada kemunculan startup AI DeepSeek serta pertemuan Presiden Xi Jinping dengan para pengusaha teknologi sebagai awal baru yang cerah bagi sektor tersebut.

Baca Juga: Wall Street Menghijau Selasa (18/2), S&P 500 Cetak Rekor Penutupan Tertinggi

Dana lindung nilai terus mengalir ke pasar ini, dan bank investasi global mulai menaikkan proyeksi mereka. Risiko utama adalah sentimen optimisme yang berlebihan, tetapi pasar tampaknya belum mencapai titik tersebut.

Namun, ketegangan hubungan AS-China dan meningkatnya konflik perdagangan global tidak dapat diabaikan.

Pada Selasa, China mengutuk Washington di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), memperingatkan bahwa tarif AS dapat mengganggu perdagangan global dan memicu resesi dunia.

Sementara itu, kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang terus berlanjut, dengan pasar bertaruh bahwa Bank of Japan akan menaikkan suku bunga lagi tahun ini.

Imbal hasil telah mencapai level tertinggi sejak 2008 dan naik dalam 13 dari 14 sesi perdagangan terakhir.

Berita Terkait

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?
GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion
Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun
Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil
PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025
Harga Emas Antam 1 Gram Melambung Rp 33.000 dalam Sepekan
Harga Emas Antam Stagnan Hari Ini di Level Rp1,7 Juta per Gram
6 Ide Bisnis Jasa yang Minim Modal dan Kompetitor, Coba yuk!

Berita Terkait

Minggu, 23 Februari 2025 - 11:26 WIB

Kenapa Banyak Startup Balik Arah ke Bisnis Konvensional?

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

GAC International Ingin Indonesia Jadi Basis Ekspor Aion

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:57 WIB

Tabel KUR BRI 2025 Pinjaman Rp 100 Juta Terendah Rp 1 Juta Kuota Bertambah,Bunga 6 Persen per-Tahun

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

Ekonom BCA: Kebijakan yang Berubah-ubah Membuat Pasar Bergerak Tak Stabil

Minggu, 23 Februari 2025 - 10:47 WIB

PT PP (PTPP) Kantongi Kontrak Baru Rp 1,25 triliun per Januari 2025

Berita Terbaru

public-safety-and-emergencies

Update Kecelakaan Truk di Sungai Segati, 4 Orang Ditemukan Tewas, 11 Masih Dicari

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:16 WIB

public-safety-and-emergencies

Pendidikan hingga Kesehatan, Ini Janji Eddy Raya untuk Warga Barsel

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB

entertainment

Sinopsis Film Suicide Squad, Misi Bunuh Diri Para Penjahat Super

Minggu, 23 Feb 2025 - 12:07 WIB