Setiap tahun, tanggal 22 April diperingati secara global sebagai Hari Bumi. Momen istimewa ini menjadi wadah untuk menumbuhkan rasa cinta dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan hidup, termasuk di Indonesia.
Dalam semangat memperingati Hari Bumi, mengapa tidak merencanakan kunjungan ke destinasi wisata yang berorientasi pada keberlanjutan lingkungan di Indonesia? Berkat kekayaan alamnya yang luar biasa, Indonesia menawarkan sejumlah pilihan menarik bagi para traveler yang peduli terhadap lingkungan.
Lebih dari sekadar berlibur, memilih wisata ramah lingkungan juga mengajak kita untuk menjadi pelancong yang lebih bertanggung jawab, dengan kesadaran penuh terhadap dampak aktivitas kita pada lingkungan dan planet ini.
Tertarik untuk mengetahui lebih lanjut? Mari kita telusuri beberapa destinasi wisata ramah lingkungan di Indonesia, yang informasinya dihimpun dari situs resmi Kementerian Pariwisata (Kemenpar).
1. Desa Wisata Les, Buleleng, Bali
Ketika berbicara tentang destinasi wisata yang mengedepankan prinsip keberlanjutan di Indonesia, desa wisata tentu menjadi salah satu pilihan utama. Salah satu contohnya adalah Desa Wisata Les, yang terletak di Kabupaten Buleleng, Bali.
Desa wisata ini menawarkan pengalaman berlibur yang berbeda dari citra Bali yang sudah dikenal luas. Dengan suasana yang masih alami dan jauh dari keramaian, Desa Wisata Les memberikan sentuhan autentik Bali yang memikat bagi setiap pengunjung.
Di sini, Anda dapat menyaksikan keindahan Air Terjun Yeh Mampeh, salah satu air terjun tertinggi di Bali. Selain itu, tersedia pula aktivitas trekking yang menantang di Bukit Yangudi. Bagi pecinta kehidupan bawah laut, Anda juga dapat menikmati snorkeling bersama kelompok pemerhati terumbu karang yang berdedikasi dalam menjaga kelestarian ekosistem laut di sekitar desa.
Desa Wisata Les juga terkenal dengan produksi garam palungan, yang dibuat menggunakan metode tradisional tanpa tambahan bahan kimia. Lebih menarik lagi, terdapat inovasi garam dengan berbagai rasa, seperti rosemary dan pedas, yang didukung oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan telah dipasarkan hingga ke luar Bali, bahkan mancanegara.
Tidak mengherankan jika Desa Wisata Les berhasil meraih penghargaan sebagai Desa Wisata Terbaik di Indonesia pada tahun 2024 dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024. Pencapaian ini membuktikan bahwa komitmen yang kuat terhadap pelestarian lingkungan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi kemajuan desa itu sendiri.
2. Desa Wisata Krebet, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
Masih dalam kategori desa wisata, Desa Wisata Krebet yang terletak di Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi destinasi menarik berikutnya yang patut Anda kunjungi.
Desa ini termasuk dalam salah satu nominasi 50 Besar ADWI Kemenparekraf tahun 2024. Dahulu, Krebet hanyalah sebuah desa kecil di kawasan perbukitan kapur, dengan sektor pertanian sebagai tulang punggung perekonomiannya.
Pada pertengahan tahun 1970-an, beberapa warga mulai membuat kerajinan sederhana dari kayu, seperti pisau. Seiring berjalannya waktu, keterampilan ini berkembang menjadi bentuk kerajinan yang lebih rumit, seperti patung, wayang, topeng, bahkan batik kayu. Karya-karya ini kemudian dipamerkan, dipesan, dan mendapatkan apresiasi yang tinggi. Sejak saat itu, Desa Krebet semakin dikenal karena keahlian warganya dalam mengolah hasil alam setempat menjadi produk bernilai seni.
Salah satu aktivitas yang wajib dicoba saat berkunjung ke Desa Wisata Krebet adalah membatik kayu, yang menjadi daya tarik utama desa ini. Anda bahkan dapat membeli berbagai kerajinan batik kayu sebagai oleh-oleh, yang merupakan hasil karya masyarakat setempat.
Selain itu, Anda juga dapat menikmati kesegaran beberapa air terjun yang terletak di sekitar Desa Wisata Krebet, seperti Air Terjun Pulosari, Air Terjun Banyunibo, dan Air Terjun Kedung Pengilon.
3. Desa Wisata Jatiluwih, Tabanan, Bali
Desa Wisata Jatiluwih telah mendapatkan pengakuan yang luas, bahkan hingga ke tingkat internasional. Pada tahun 2024, desa ini meraih penghargaan sebagai salah satu desa wisata terbaik di dunia dari United Nations (UN) Tourism.
Secara geografis, Desa Wisata Jatiluwih terletak di lereng Gunung Batukaru, gunung tertinggi kedua di Pulau Bali setelah Gunung Agung. Lokasi ini memberikan suasana yang alami, sejuk, dan menyegarkan bagi para pengunjung.
Selain itu, Desa Wisata Jatiluwih juga terkenal dengan sistem pengairan sawah tradisional khas Bali yang disebut Subak. Subak telah diakui sebagai warisan dunia oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) karena mencerminkan harmoni antara manusia, alam, dan spiritualitas. Konsep ini sejalan dengan filosofi Tri Hita Karana dalam agama Hindu, yang dianut oleh mayoritas masyarakat Bali.
Tidak hanya itu, Desa Wisata Jatiluwih juga diberkahi dengan kekayaan alam berupa flora, fauna, dan hasil bumi yang melimpah. Para wisatawan dapat melakukan trekking atau bersepeda sambil menikmati keindahan alam dan berinteraksi dengan masyarakat setempat. Bahkan, wisatawan juga dapat belajar tentang cara bertani.
Sebagai oleh-oleh, Anda dapat membeli beras merah, hasil bumi unggulan dari Desa Wisata Jatiluwih, untuk dibawa pulang.
4. Ekowisata Tangkahan, Langkat, Sumatra Utara
Terletak di dekat perbatasan Taman Nasional Gunung Leuser, Ekowisata Tangkahan menawarkan pengalaman menjelajahi alam yang tak terlupakan. Kekayaan hutan hujan tropis Sumatra, yang telah ditetapkan sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO, akan membuat setiap pengunjung terpesona.
Desa Tangkahan muncul dari kesadaran masyarakat akan kerusakan lingkungan akibat penebangan liar di kawasan Leuser pada era 1980-an dan 1990-an. Kemudian, mereka mengembangkan kawasan ini menjadi destinasi ekowisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Ekowisata Tangkahan dikenal sebagai salah satu tempat konservasi fauna endemik Sumatra, yaitu gajah sumatra. Di sini, Anda dapat melakukan trekking menyusuri hutan sambil berinteraksi dengan gajah sumatra, seperti memberi makan dan memandikannya.
Pengunjung dapat belajar bahwa kegiatan wisata dapat berjalan selaras dengan alam dan tetap memberikan kontribusi ekonomi bagi masyarakat setempat.
5. Tambling Wildlife Nature Conservation, Lampung Barat, Lampung
Masih di Pulau Sumatra, Anda dapat mengunjungi Tambling Wildlife Nature Conservation, yang terletak di Kabupaten Lampung Barat, Provinsi Lampung.
Tempat ini merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Barisan Selatan dan menjadi kawasan konservasi harimau sumatra. Saat ini, hanya tersisa sekitar 400 ekor harimau sumatra di dunia, sehingga keberadaannya perlu dijaga agar terhindar dari kepunahan.
Dahulu, kawasan ini mengalami deforestasi hingga 20 persen. Selain itu, aktivitas perburuan liar dan praktik memancing yang tidak ramah lingkungan turut merusak keanekaragaman hayati di Tambling. Oleh karena itu, pada tahun 1996, kawasan ini mulai dikelola oleh Yayasan Artha Graha Peduli sebagai kawasan konservasi alam untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Dengan luas 48.153 hektar hutan dan 14.089 hektar kawasan pesisir, Tambling Wildlife Nature Conservation menjadi lokasi yang ideal untuk melindungi flora dan fauna khas Sumatra. Kawasan ini memiliki 187 spesies burung dan 63 spesies reptil.
Bagi para pecinta alam liar, tempat ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan dalam menjelajahi alam. Anda dapat melakukan trekking dan birdwatching (mengamati burung) di hutan, menikmati kawasan pesisir yang tenang, bahkan menyaksikan proses rehabilitasi harimau sebelum dilepas kembali ke alam liar.
6. Taman Nasional Tanjung Puting, Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah
Taman Nasional Tanjung Puting telah lama dikenal sebagai destinasi wisata ramah lingkungan, bahkan hingga ke mancanegara. Daya tarik utama destinasi ini adalah fauna khas Kalimantan, yaitu orang utan. Kawasan ini merupakan salah satu konservasi orang utan Kalimantan terbesar di Indonesia, dengan luas mencapai 415.040 hektar.
Awalnya, Tanjung Puting merupakan cagar alam dan suaka margasatwa pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Kemudian, pada tanggal 25 Oktober 1996, kawasan ini resmi menjadi Taman Nasional. Hingga saat ini, Taman Nasional Tanjung Puting terus menjadi salah satu kawasan konservasi terkemuka di Indonesia.
Atraksi utama dari Taman Nasional Tanjung Puting adalah menyaksikan orang utan Kalimantan di kawasan Camp Leakey. Di sini, pengunjung dapat berinteraksi dengan orang utan dari jarak dekat. Selain melihat orang utan, pengunjung juga dapat menjumpai berbagai satwa lain, seperti owa kalimantan, bekantan, rusa, beruang madu, dan aneka jenis burung.
Jika Anda ingin merasakan pengalaman yang lebih autentik dan dekat dengan alam, Anda dapat mengikuti paket wisata bermalam di kapal sambil menyusuri Sungai Sekonyer, yang ditawarkan oleh banyak agen perjalanan wisata. Rasakan kedamaian dan ketenangan hutan hujan tropis Kalimantan yang masih alami.
7. Pulau Macan Eco Lodge, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta
Tidak ingin bepergian terlalu jauh untuk merayakan Hari Bumi? Pulau Macan Eco Lodge yang terletak di Pulau Macan, Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, bisa menjadi salah satu destinasi wisata ramah lingkungan yang layak untuk dikunjungi.
Terletak di gugusan utara Kepulauan Seribu dan agak jauh dari Teluk Jakarta, Pulau Macan masih terasa alami, asri, bersih, dan segar. Pulau ini bisa dibilang sebagai hidden gem dan tempat pelarian yang sempurna dari hiruk pikuk Jakarta.
Pulau Macan Eco Lodge menawarkan sensasi wisata ramah lingkungan dengan konsep ekoturisme atau pariwisata berkelanjutan. Hal ini tercermin dalam berbagai aspek, mulai dari penggunaan listrik tenaga surya, penggunaan material kayu daur ulang pada bangunan penginapan, kebijakan bebas plastik, tidak adanya AC (Air Conditioner) di dalam kamar, hingga program pelestarian terumbu karang dan mangrove.
Di sini, wisatawan dapat melakukan berbagai aktivitas wisata bahari, mulai dari berenang, snorkeling, kayaking, atau sekadar bersantai menikmati suasana pantai. Saat sore atau malam hari, Anda dapat menikmati panorama matahari terbenam sambil menyantap hidangan makan malam seperti seafood dan BBQ.
Ingin merayakan bulan madu romantis bersama pasangan dengan tetap menerapkan prinsip ramah lingkungan? Pulau Macan Eco Lodge bisa menjadi pilihan yang tepat untuk dipertimbangkan.
Pulau Macan Eco Lodge merupakan destinasi yang sempurna bagi Anda yang ingin belajar mencintai lingkungan dan menjadi pelancong yang lebih bertanggung jawab saat berwisata. Setelah berkunjung ke sini, diharapkan wisatawan dapat turut menerapkan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan di tempat tinggal masing-masing.