SUPERBALL.ID – Emil Audero Mulyadi dalam proses naturalisasi Indonesia, masih terngiang empat tahun lalu sang ayah menyepelekan level sepak bola Tanah Air.
Tentu cukup mengejutkan jika pada akhirnya PSSI menaturalisasi Emil Audero Mulyadi di saat karier sepak bolanya mengalami penurunan.
Setelah tak mendapat tempat di Como 1907, Emil Audero Mulyadi dipinjamkan ke Palermo hingga Juni 2025 dengan opsi pembelian permanen.
Ia akan bermain di kasta kedua Liga Italia hingga masa peminjamannya berakhir, tapi sebelum itu Emil juga harus menyelesaikan proses naturalisasi.
Ketum PSSI Erick Thohir menegaskan bahwa keputusan menaturalisasi Emil Audero Mulyadi sudah melalui pembicaraan yang panjang.
Tak hanya internal PSSI tetapi juga melibatkan Maarten Paes sebagai kiper nomor satu Timnas Indonesia saat ini.
“Tapi ada beberapa posisi yang kita lihat juga perlu diperkuat. Salah satunya di posisi kiper,” kata Erick Thohir.
“Karena Marteen Paes luar biasa. Kita juga bicara sama Marteen Paes bahwa persaingan itu diperlukan, dan Marteen sangat welcome.”
“Kita tahu sekarang dia pemain klub utama di Liga Amerika, Di FC Dallas, tetapi tentu yang namanya risiko itu pasti ada di sepak bola, yaitu cedera.”
Baca Juga: PSSI Buru Kiper serta Striker Baru untuk Timnas Indonesia, Emil Audero dan Miliano Jonathans?
“Nah kita harus perkuat posisi kiper kita. Alhamdulillah setelah proses lama, diskusi lama, dan kita tahu para pemain sendiri kan punya dinamika kehidupan yang mereka masing-masing.”
Lebih lanjut, Emil diproyeksikan sebagai kiper level Eropa di bawah Maarten Paes di skuad Garuda asuhan Patrick Kluivert.
Keduanya diharapkan bisa membimbing kiper-kiper muda Timnas Indonesia yang berkarier di liga lokal, ini seperti merujuk ke sosok Ernando Ari.
Mengingat sosoknya yang menjadi satu-satunya kiper muda andalan yang bermain reguler di level senior sebelum kedatangan Maarten Paes.
“Ya karena mereka kan tidak bermain di Liga Indonesia, tetapi banyak juga yang bermain di liga luar,” kata Erick Thohir lagi.
“Nah Emil Audero Mulyadi prosesnya sekarang sudah baik sekali. Ini menjadi salah satu pilihan untuk kita menjadi tim bersama Marteen Paes.”
“Kita tahu dia sudah berkarier lama di Liga Italia Serie A, Serie B, Juventus, Inter kemarin Como, Palermo, Sampdoria.”
“Artinya kita mempunyai dua kiper yang kokoh. Di posisi (kiper) ketiga kita akan mempertahakan kiper yang muda supaya bisa belajar kepada senior-seniornya.”
Baca Juga: Bursa Transfer – Jadi Cadangan Mati di Como 1907, Kiper Keturunan Indonesia Diincar Tim Ibu Kota Italia
Kejutan yang ada bukan karena Emil mau dinaturalisasi, tetapi publik lebih terkejut dengan sikap PSSI yang masih mau menaturalisasinya.
Masih teringat jelas perkataan ayah Emil, Edy Mulyadi, yang terkesan meremehkan level dan kualitas Timnas Indonesia pada 2021 lalu.
Ia juga sangat meyakini anaknya tidak akan mau bermain untuk Timnas Indonesia karena mimpinya tampil di Piala Dunia bersama Timnas Italia.
Ya, sangat dimaklumi mengingat saat itu karier Emil sedang menanjak, namun pesaingnya juga sangat kuat mulai dari veteran Salvatore Sirigu hingga Gianluigi Donnarumma.
Lantas, apa yang menjadi alasan sesungguhnya dari PSSI, khususnya Erick Thohir yang nekat memproses naturalisasi Emil Audero Mulyadi.
Salah satu penyebab sang pemain mau dinaturalisasi pun diungkap, menurut Erick, mereka percaya degan program serius yang dibangun PSSI.
Meski bisa dinilai sangat telat bagi Emil Audero bergabung, seharusnya ia sudah bisa membela Timnas Indonesia beberapa tahun yang lalu.
“Ya dinamika masing-masing pemain, tentu punya pilihan-pilihan,” kata Erick Thohir lagi.
Baca Juga: Timnas Indonesia Butuh Pelapis Maarten Paes, PSSI Malu-malu Kucing Gaet Emil Audero
“Kita tahu waktu itu kan Emil berusaha menjadi salah satu kiper utama di Inter Milan waktu itu.”
“Tentu persaingannya tinggi. Namanya juga Inter Milan, Juventus. Nah tentu ya ada pertimbangan lain dan kita tidak.”
“Yang penting kami dari PSSI tidak mau ada kesan begini bahwa para pemain ini bergabung karena ada komersialisasi.”
“Pemain ini bergabung karena percaya program kita yang serius. Mereka bergabung dengan hati mereka. Nah prosesnya seperti ini.”