10 Destinasi Wisata Religi Terbaik di Indonesia Timur: Jelajahi Keindahan Spiritual!

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 30 Maret 2025 - 06:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, Jakarta – Libur Lebaran tiba, saatnya berkumpul bersama keluarga tercinta. Selain bersantap hidangan khas, mengunjungi tempat wisata menjadi agenda wajib bagi banyak keluarga di Indonesia. Tak hanya di Jawa atau Sumatera, Indonesia bagian timur juga menyimpan pesona tersendiri dengan ragam wisata religi yang menyejukkan jiwa.

Jika Anda mencari pengalaman spiritual yang mendalam, berikut adalah beberapa destinasi wisata religi di Indonesia Timur yang patut dipertimbangkan:

1. Masjid 99 Kubah Makassar

Berlokasi strategis di kawasan Centre Point of Indonesia (CPI) Makassar, tepatnya di Jalan Penghibur No. 289, Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, masjid ini langsung mencuri perhatian dengan keindahan arsitekturnya. Nama “99 Kubah” sendiri terinspirasi dari 99 nama Allah atau Asmaul Husna. Tak heran, Masjid 99 Kubah termasuk dalam jajaran masjid terunik di Indonesia dan menjadi yang terbesar di Sulawesi.

Kabarnya, proyek pembangunan Masjid 99 Kubah Makassar menelan investasi sekitar 185 miliar rupiah. Desain megah masjid ini diyakini merupakan buah karya Ridwan Kamil, mantan Gubernur Jawa Barat, yang berkolaborasi dengan arsitek lokal bernama Musrif untuk mewujudkan konsep arsitektur yang menawan ini.

2. Masjid Tua Gantarang di Kepulauan Selayar

Menurut berbagai catatan sejarah, Masjid Tua Gantarang Lalang Bata dinobatkan sebagai masjid tertua di Provinsi Sulawesi Selatan, bahkan lebih tua dari Masjid Tua Katangka di Sungguminasa, Kabupaten Gowa. Klaim ini didukung oleh rekomendasi dari Forum Seminar Sejarah Penyebarluasan Ajaran dan Syariat Agama Islam di Semenanjung Provinsi Sulawesi Selatan yang diadakan pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Selayar ke-406 tahun 2011.

Masjid bersejarah ini berdiri kokoh di Dusun Gantarang Lalang Bata, sekitar 12 km dari pusat Kota Benteng. Dibangun pada abad ke-16, masjid ini menjadi saksi bisu masa pemerintahan Sultan Pangali Patta Raja, raja pertama yang memeluk agama Islam.

Keberadaan masjid ini menjadi bukti penting penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan, yang dibawa oleh Datu Ribandang, tokoh sentral dalam penyebaran syariat Islam di wilayah tersebut. Catatan sejarah ini menempatkan Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai wilayah pertama di Sulawesi Selatan yang menerima ajaran Islam, jauh sebelum agama Islam dianut oleh masyarakat Kabupaten Gowa.

3. Masjid Tua Katangka di Gowa

Masjid Tua Katangka adalah permata sejarah di Sulawesi Selatan, didirikan pada tahun 1603 M oleh Raja Gowa ke-14, I Mangngarangi Daeng Manrabbia. Terletak di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa, masjid ini tetap berdiri dengan megah, menjadi bukti bisu perkembangan Islam di wilayah tersebut.

Kisah pendiriannya bermula dari kedatangan para pedagang Timur Tengah yang gigih menyebarkan ajaran Islam selain berdagang. Meski awalnya ditolak oleh kerajaan, mereka tetap menjalankan salat Jumat di bawah naungan pohon besar yang dikenal sebagai Pohon Katangka. Inspirasi dari pohon inilah yang kemudian melahirkan ide pendirian masjid.

Baca Juga :  5 Tempat Wisata di Sekitar Candramaya Pool and Resort Klaten Jateng,Umbul hingga Pesona Alam Tirta

Masjid Tua Katangka memukau dengan harmoni arsitektur berbagai budaya. Meski desain bangunannya tak sepenuhnya mencerminkan budaya lokal, ornamen pada pintu utama dan mimbar memadukan elemen bahasa Arab dan Makassar. Mimbar masjid, menyerupai atap kelenteng, dihiasi keramik khas Tiongkok serta ukiran berbahasa Makassar dalam huruf Arab, mencerminkan perpaduan budaya Tiongkok, Arab, dan Makassar yang unik.

4. Masjid Agung Syekh Yusuf di Gowa

Masjid Agung Syekh Yusuf, yang megah berdiri di Sungguminasa, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, didirikan pada tahun 1679 atas prakarsa Sultan Daeng Mananjapa Daeng Bonto Karaeng Laki Jawi, Raja Gowa ke-19. Masjid ini bukan hanya simbol kejayaan Kesultanan Gowa, tetapi juga pusat penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan. Nama masjid ini diambil dari Syekh Yusuf Tuanta Salamaka, seorang ulama terkemuka yang sangat berjasa dalam sejarah Islam di daerah tersebut.

Lokasinya yang strategis, tepat di depan Kantor DPRD Gowa dan tak jauh dari pusat Kota Makassar, membuat masjid ini mudah diakses, hanya sekitar 15-30 menit berkendara. Hal ini menjadikan Masjid Agung Syekh Yusuf sebagai destinasi wisata yang menarik bagi para pelancong.

5. Patung Yesus Memberkati di Tana Toraja

Patung Yesus Memberkati di Tana Toraja adalah ikon religius yang menjulang tinggi, menjadi salah satu patung Yesus tertinggi di dunia dengan ketinggian mencapai 45 meter. Patung ini berdiri kokoh di puncak Gunung Buntu Burake, sekitar 1.700 meter di atas permukaan laut (mdpl), menghadap langsung ke Kota Makale. Dari lokasi ini, pengunjung dapat menikmati keindahan panorama Kota Makale dan hijaunya perbukitan yang memanjakan mata.

6. Masjid Raya Hubbul Wathan di Mataram

Sejak diresmikan pada tahun 2013, Islamic Center (IC) telah menjadi pusat kegiatan keagamaan dan tujuan wisata religi terpopuler di Nusa Tenggara Barat.

Bangunan megah ini berdiri di atas lahan seluas 7,76 hektare, terdiri dari 4 lantai dan 5 menara, dengan salah satu menara menjulang setinggi 99 meter, melambangkan 99 nama Allah atau Asma’ul Husna.

Keunikan Islamic Center terletak pada kubah utamanya yang dihiasi dengan motif khas Batik Sasambo (Sasak-Samawa-Mbojo), mencerminkan keragaman budaya NTB yang terdiri dari tiga suku utama: Sasak di Lombok, serta Samawa dan Mbojo di Sumbawa.

7. Makam Loang Baloq di Lombok

Makam Loang Baloq, yang namanya berasal dari bahasa Sasak Lombok yang berarti “Lubang Buaya”, menyimpan cerita unik. Nama ini mengacu pada pohon beringin tua di area tersebut yang memiliki lubang, yang menurut legenda, dulunya menjadi rumah bagi seekor buaya berusia ratusan tahun.

Kompleks Makam Loang Baloq adalah area pemakaman yang berisi puluhan makam. Namun, ada tiga makam yang dianggap paling istimewa: makam ulama Maulana Syekh Gaus Abdurrazak, Makam Anak Yatim, dan Makam Datuk Laut.

Baca Juga :  Goa Safar Wadi di Pamijahan Tasikmalaya, Konon Tembus ke Mekkah

Syekh Gaus Abdurrazak, seorang ulama dan pendakwah Islam yang berasal dari Baghdad, Irak, memulai misinya di Palembang sebelum akhirnya tiba di Lombok sekitar 18 abad lalu. Setelah menyebarkan ajaran Islam di Palembang, ia melanjutkan perjalanannya dan mendarat di pesisir Pantai Ampenan, di mana ia mengajarkan dasar-dasar Islam kepada masyarakat setempat.

8. Masjid Kuno Bayan Beleq di Lombok Utara

Masjid Bayan Beleq diperkirakan telah berdiri selama kurang lebih 500 tahun, namun sejarah pasti pendiriannya masih misteri. Menurut salah satu versi, masjid ini didirikan oleh Syekh Gaus Abdul Razak, seorang tokoh penyebar agama Islam di Bayan, pada abad ke-16.

Meskipun disebut sebagai masjid, fungsi Masjid Bayan Beleq berbeda dari masjid pada umumnya. Tempat ini hanya digunakan untuk perayaan keagamaan besar seperti Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi, Tahun Baru Islam, dan acara keagamaan lainnya.

9. Masjid Kesultanan Ternate di Maluku Utara

Masjid Sultan Ternate, yang terletak di Jalan Sultan Khairun, Kelurahan Soa Sio, Kecamatan Ternate Utara, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara, menjadi bukti nyata keberadaan Kesultanan Islam pertama di wilayah timur Nusantara.

Masjid Sultan Ternate dibangun di dekat Kedaton Sultan Ternate, hanya sekitar 100 meter di sebelah tenggara kedaton. Lokasi ini mencerminkan betapa pentingnya masjid dalam kehidupan beragama di Kesultanan Ternate, di mana berbagai tradisi dan ritual keagamaan kesultanan selalu dipusatkan di masjid ini.

Masjid ini dibangun dengan menggunakan susunan batu yang direkatkan dengan campuran kulit kayu pohon kalumpang. Dari segi arsitektur, tempat wisata religi ini memiliki bentuk segi empat dengan atap bertingkat berbentuk limasan. Setiap tingkat atap dihiasi dengan terali berukir, yang mencerminkan gaya khas masjid-masjid awal di Nusantara. Gaya arsitektur ini mirip dengan masjid-masjid pertama di Jawa, yang tidak menggunakan kubah, melainkan atap limasan bertingkat.

10. Gereja Tua Soya

Sejarah awal pembangunan gedung gereja di Negeri Soya masih belum diketahui secara pasti. Namun, proses penginjilan di wilayah tersebut terus berkembang hingga tahun 1876, ketika Raja Soya, Stephanus Jacob Rehatta, bersama guru jemaat T.J. Sopacua memimpin masyarakat untuk memperluas gereja Soya menjadi bangunan semi permanen yang digunakan hingga tahun 1927.

Karena jumlah jemaat terus bertambah dan gereja lama tidak lagi memadai, pada tahun 1927, di bawah kepemimpinan Raja Leonard Lodwijk Rehatta dan Penatua Ds. M. Haulussy, dibangunlah gereja permanen di Negeri Soya. Proyek ini dipimpin oleh kepala tukang, Penatua Ezer Soplanit. Desain gereja ini terinspirasi dari gereja tua di Kota Ambon yang dibangun pada tahun 1781 pada masa pemerintahan Gubernur Bernadus Van Pleuren.

Ni Kadek Trisna Cintya Dewi dan Delfi Ana Harapap turut serta dalam penyusunan artikel ini.

Pilihan editor:

Berita Terkait

Citilink Traveloka DiscoveRun 2025: Cara Asyik Dukung Wisata Sehat Indonesia!
Jangan Panik! 5 Tips Ampuh Selamat Saat Tersesat di Gunung
Libur Paskah: 7 Destinasi Wisata Religi Paling Direkomendasikan
Terungkap! 5 Bekas Tambang Emas Dunia: Dari Wisata Unik Hingga Pemukiman Kumuh
Dua Geopark Indonesia Mendunia: Pengakuan UNESCO Resmi Diterima!
Waspada! Inilah 5 Bandara Rawan Pencurian Bagasi yang Harus Anda Ketahui
Liburan Singkat: Temukan Arc de Triomphe Mini di Kediri, Spot Foto Instagramable!
Libur Panjang April: 5 Destinasi Wisata Hemat, Dompet Aman!

Berita Terkait

Rabu, 16 April 2025 - 15:20 WIB

Citilink Traveloka DiscoveRun 2025: Cara Asyik Dukung Wisata Sehat Indonesia!

Rabu, 16 April 2025 - 14:04 WIB

Jangan Panik! 5 Tips Ampuh Selamat Saat Tersesat di Gunung

Rabu, 16 April 2025 - 12:03 WIB

Libur Paskah: 7 Destinasi Wisata Religi Paling Direkomendasikan

Rabu, 16 April 2025 - 10:12 WIB

Terungkap! 5 Bekas Tambang Emas Dunia: Dari Wisata Unik Hingga Pemukiman Kumuh

Rabu, 16 April 2025 - 09:19 WIB

Dua Geopark Indonesia Mendunia: Pengakuan UNESCO Resmi Diterima!

Berita Terbaru

Uncategorized

Rupiah Tertekan: Kurs Dolar AS Sentuh Rp 16.837, Baht Menguat Tajam

Rabu, 16 Apr 2025 - 15:43 WIB